Makin Kencang Sinyal Demokrat Tinggalkan Prabowo-Sandi

Abadikini.com, JAKARTA – Partai Demokrat diisukan akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Isu ini semakin santer terdengar setelah Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Presiden Jokowi pada Kamis (2/5) lalu.

Isu berpalingnya Demokrat ke kubu lawan memperkuat sinyal ketidaksolidan koalisi Prabowo-Sandiaga. Apakah Demokrat tetap bertahan di koalisi Prabowo? Atau meninggalkan Prabowo dan merapat ke kubu Jokowi? Berikut ulasannya dikutip dari Merdeka:

1. Sinyal Demokrat Merapat ke Jokowi

Isu Demokrat akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin santer terdengar setelah adanya pertemuan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Jokowi pada Kamis (2/5) lalu di Istana Kepresidenan.

Menurut AHY, pertemuan dengan Jokowi merupakan silaturahmi. Agus mengaku membahas sejumlah hal dengan Jokowi salah satunya semangat mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Sementara itu, Tim Kampanye Nasional Jokowi- Ma’ruf Amin membuka pintu bagi Partai Demokrat untuk bergabung. Wacana Partai Demokrat merapat ke koalisi Indonesia Kerja mencuat karena melihat komunikasi Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono berjalan baik.

Peluang ini disampaikan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding. Namun, dia berbicara masih terlalu dini membahas gabungnya Demokrat ke koalisi karena Jokowi belum dilantik menjadi Presiden untuk periode kedua.

“Kami kira masih terlalu dini untuk bergabungnya koalisi pendukung 02 ke 01 mengingat Presiden Jokowi belum dilantik kembali sebagai presiden. Namun kami menyambut baik komunikasi dan silaturahmi yang memperat rasa persaudaraan dan persatuan bangsa pasca- Pilpres 2019,” kata Karding.

2. Gerindra Sebut Demokrat Setengah Hati di Koalisi

Usai pertemuan AHY dan Presiden Jokowi, hubungan Demokrat dengan partai koalisi Prabowo-Sandiaga khususnya dengan Gerindra menghangat. Setelah politikus Demokrat Andi Arief menyebutkan istilah ‘setan gundul’ di tengah koalisi Prabowo.

Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok ‘setan gundul’, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat,” kicau Andi dalam akun twitternya @AndiArief__, Senin (6/5).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai Andi berkhayal soal adanya pembisik Prabowo yang disebutnya ‘setan gundul’. Dia juga menyebut Demokrat hanya setengah hati berada di koalisi. Padahal sudah banyak dapat keuntungan sejak bergabung ke koalisi Prabowo.

“Yang pasti kita koalisi sama PKS, PAN, Berkarya dan 1/2 hati dengan Partai Demokrat, yang cuma nanggok untung saja,” jelas Arief Poyuono.

3. Demokrat Tidak Akan Tinggalkan Prabowo

Isu Demokrat akan berpaling dari koalisi Prabowo-Sandiaga dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menegaskan partainya masih menjadi bagian dari koalisi Prabowo.

“Partai Demokrat adalah bagian dari koalisi Prabowo-Sandi. Kami dikenal sebagai anggota koalisi yang kritis, bukan oportunis. Kami tidak meninggalkan kawan yang sedang mengalami kesulitan,” kata Rachland.

4. Sandi Ngaku Rajin Komunikasi dengan AHY

Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno juga menegaskan Partai Demokrat masih solid mendukungnya. Sandiaga mengaku rajin kontak dengan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan.

“Pak Hinca selalu rutin memberikan update kepada saya, saya selalu terkontak dengan Mas AHY. Jadi Alhamdulillah solid,” ujar Sandiaga.

Sandiaga menengaskan tidak ada isu perpecahan di dalam koalisi. Dia mempersilakan jika ada komunikasi koalisi pendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dengan Demokrat.

“No issue, mereka (Demokrat) solid bersama kita,” tegas Sandi.

Editor
Irwansyah

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker