Arab Bersatu Tolak Pengakuan AS Terhadap Golan

Abadikini.com, JAKARTA – Negara-negara Arab bersatu menolak pengakuan Amerika Serikat (AS) terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari otoritas Israel.

Selain Suriah, Palestina, dan Iran, negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Qatar telah mengeluarkan kecaman keras terhadap pengakuan AS yang ditandatangani Presiden Donald Trump dan disaksikan langsung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, Senin (25/3/2019).

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan Donald Trump telah membuat kebijakan luar negeri AS merosot. Mengakui wilayah negara lain sebagai bagian dari otoritas Israel, menunjukkan bahwa AS telah melawan hukum internasional.

“Mengakui wilayah suatu negara sebagai milik negara lain belum pernah terjadi sebelumnya di abad ini. Tidak ada yang bisa percaya bahwa keputusan seperti itu justru datang dari Amerika Serikat dan secara sepihak melawan semua hukum dan peraturan internasional,” kata Hassan Rouhani, dalam situs resmi pemerintah, Selasa (26/2/2019).

Penolakan atas keputusan Trump yang mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel juga datang dari Arab Saudi yang menjadi sekutu terkuat di kawasan Timur Tengah.

Dalam pernyataan resmi, Selasa (26/3), Kerajaan Arab Saudi menegaskan bahwa pengakuan Trump merupaka pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional, serta berdampak negatif bagi stabilitas di kawasan Timur Tengah.

“Deklarasi Presiden Trump akan memiliki efek negatif yang signifikan pada proses perdamaian di Timur Tengah, serta keamanan dan stabilitas kawasan”, bunyi pernyataan Kerajaan Arab Saudi.

Qatar, yang berselisih dengan negara-negara Teluk lainnya, juga bergabung mengecam AS. Lewat pernyataan resmi, Pemerintah Qatar meminta Israel untuk mengakhiri pendudukannya di Dataran Tinggi Golan dan mematuhi resolusi internasional.

Libanon juga menyebut keputusan Trump menjadi sejarah gelap bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah. “Dunia menyaksikan hari yang hitam,” kata Presiden Libanon, Michel Aoun, melalui akun Twitter-nya, saat berkunjung ke Rusia, Selasa.

Sebelumnya pada Senin (25/4), Suriah dan Palestina telah bereaksi keras atas pernyataan Trump tersebut. Suriah menyebut Trump telah melakukan “serangan terang-terangan” pada kedaulatan dan integritas teritorial Suriah yang selama ini memiliki Dataran Tinggi Golan sesuai pengakuan internasional.

“Kami tidak akan tinggal diam dan akan merebut kembali Golan. Tidak pedui berapa tahun akan berlalu, ini tidak akan merubah fakta bahwa Golan ada dalam wilayah kedaulatan Suriah,” kata Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Moualem.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan faksi perlawanan yang bermarkas di Gaza, Hamas, juga mengecam keputusan tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Abbas mengatakan, tidak ada legitimasi yang dapat mengesampingkan resolusi Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB atau Prakarsa Perdamaian Arab terkait Dataran Tinggi
Golan.

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang 1967 dan mencaploknya pada 1981, dalam satu langkah yang Dewan Keamanan PBB katakan melanggar hukum.

AS adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Israel atas Golan, yang dianggap oleh seluruh komunitas internasional sebagai wilayah yang diduduki Israel. Sebelumnya pada 2018, Donald Trump juga memicu polemik internasional ketika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan telah memindahkan kantor Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Yerusalem pada pertengahan tahun lalu.

Editor
Muhammad Irwan
Sumber Berita
Beritasatu

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker