Diserang Isu Agama, Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin Ungguli Jauh Elektabilitas Prabowo-Sandi

Abadikini.com, JAKARTA – Survei terbaru lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap jauh mengungguli pasangan Prabowo-Sandi di tengah maraknya gelombang politisasi agama. Berdasarkan survei inDEX ini, di tengah pro-kontra isu agama, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf masih unggul Prabowo-Sandi.

“Apakah pro dan kontra seputar politisasi agama berdampak signifikan terhadap elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres? Temuan survei kami menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma’ruf tetap jauh mengungguli pasangan Prabowo-Sandi,” ujar

Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni di Jakarta, Sabtu (12/1/2019).

Survei indEX Research dilakukan pada 17-28 Desember 2018, dengan jumlah responden 1200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Vivin mengatakan, dari hasil survei, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 55,6 persen, sementara Prabowo-Sandi yang hanya meraih 32,3 persen. Perbedaan elektabilitas keduanya masih sangat jauh.

“Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf terpaut lebih dari 20 persen dibanding Prabowo-Sandi. Sisanya sebanyak 12,1 persen respon tidak tahu atau tidak menjawab,” ungkap dia.

Dibandingkan hasil survei sebelumnya pada periode November 2018, elektabilitas kedua pasangan cenderung tidak berubah signifikan. Sebelumnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 54,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 30,6 persen. Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab turun dari sebelumnya 14,8 persen.

Meskipun dinilai sudah tidak lagi efektif sebagai strategi politik, Vivin meyakini bahwa politisasi agama tidak akan menghilang begitu saja. “Perdebatan tentang hubungan agama dan negara sudah setua umur Republik, sudah saatnya wacana tersebut dikelola dengan baik setelah dinamika pasca-reformasi silam,” pungkas Vivin.

Lebih lanjut, Vivin mengatakan gelombang politik identitas bernuansa agama terus menjadi komoditas oleh elite-elite politisi. Setelah memuncak pada Pilkada DKI Jakarta lalu, politisasi agama masih mewarnai wacana publik jelang pemilu serentak pada April mendatang.

“Politisasi ini tampak digunakan oleh kedua kubu untuk mendulang suara,” kata dia.

Vivin mencontohkan, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang tampak menggunakan momentum reuni 212 untuk mendulang dukungan suara. Di sisi lain, kata dia, kubu Capres Nomor Urut 02 Jokowi berbalik menggunakan senjata yang sama untuk menghadang serangan rivalnya.

“Dimulai sejak terpilihnya Kyai Ma’ruf Amin sebagai pasangan calon wakil presiden (cawapres), hingga lontaran isu-isu yang menggugat relijiusitas Prabowo dan Sandiaga Uno. Puncaknya, muncul desakan untuk menggelar uji baca Alquran bagi capres-cawapres,” pungkas dia. (dor.ak/bs)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker