Mengapa Ya Artis Seperti Vanessa Angel Terlibat Prostitusi Online??

Abadikini.com, JAKARTA – Artis Vanessa Angel dan model majalah dewasa Avriellia Shaqqila ditangkap polisi terkait kasus prostitusi. Kedua selebritas terciduk di sebuah hotel di Surabaya, Jawa Timur, diduga saat melayani pria pelanggannya. Penangkapan ini menambah deretan kasus prostitusi artis yang terbongkar.

Fenomena pelacuran online melibatkan artis bukan hal baru dan tak mengherankan publik. Sebelumnya Vanessa Angel, sudah ada sederet artis terciduk dalam kasus serupa. Mucikari seperti Robby Abbas juga terang-terangan mengakui bisnis lendir melibatkan artis dijalaninya.

Tarif layanan syahwat ditawarkan kaum selebritas ke pengguna jasanya hanya sanggup dijangkau oleh orang-orang berkantong tebal. Dalam kasus Vanessa Angel misalnya, polisi mengungkapkan tarif layanannya Rp80 juta. Sedangkan Avriellia Rp25 juta.

Lalu, kenapa artis masih saja tergiur menjual diri padahal sudah punya uang banyak dari bermain film, menyanyi, tampil di TV atau menjadi MC berbagai acara?

Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Yosafat Hermawan Trinugroho mengatakan bahwa prostitusi online termasuk yang melibatkan artis adalah cerminan masyarakat sekarang yang mendewakan gaya hidup konsumtif dan instan.

“Tuntutan hidup tersebut mendorong orang melakukan jalan pintas termasuk prostitusi yang dianggap cepat menghasilkan uang. Dari sisi pengguna mereka merasa berkuasa karena memiliki uang.” kata Yosafat dalam keterangan tertulisnya dilansir dari laman Okezone, Minggu (6/1/2018).

Menurutnya prostitusi online juga marak akibat dampak negatif dari kemajuan teknologi dan media sosial. “Era media sosial seperti sekarang memungkinkan orang membagi informasi dan bertransaksi berbagai hal denga leluasa dan seolah tanpa batas, termasuk prostitusi online,” ujarnya.

Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Sigit Rochadi menilai fenomena artis “menjual” diri bagian dari menjaga eksistensinya sebagai orang populer. “Tujuan utamanya untuk menjaga eksistensi sebagai orang populer,” kata Sigit.

Artis menjaga popularitas mereka salah satunya dengan kehidupan yang glamour dan itu butuh biaya tak sedikit. Maka, tak heran jika sebagian di antaranya menjual diri untuk memenuhi biaya tersebut.

‎”Dibutuhkan sumber daya, terutama finansial untuk menopangnya. Kedua, hidup mewah sudah menjadi gaya hidup anak-anak muda yang melambung tiba-tiba tanpa tangga sosial dan psikologi yang kuat, mereka tinggal di apartemen dengan berbagai fasilitas,” jelasnya.

“Kompetisi dengan sesama artis untuk menjadi yang paling sukses juga menjadi salah satu pendorong.”

Menurutnya artis yang popularitasnya meroket dadakan atau instan biasanya mudah terjerumus dalam prostitusi.

Anggota DPR RI dari PPP, Reni Marlinawati mengatakan penangkapan dua artis terkait bisnis pelacuran di Surabaya harus dijadikan “momentum bagi pemerintah dan aparat kepolisan untuk bersih-bersih praktik prostitusi online di ruang siber.”

“Akun media sosial yang telah nyata-nyata menjadi alat promosi prostitusi mestinya pemerintah bekerjasama dengan penyedia media sosial dapat menutup akun tersebut secara sepihak. Karena jelas-jelas melanggar UU Pornografi dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik,” paparnya. (dor.ak/okz)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker