Ampuh, Instruksi Jokowi Bikin Harga Nikel Naik

abadikini.com, JAKARTA – Pasar nikel internasional merespons positif arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta para menteri untuk mengevaluasi peraturan agar tidak menghambat investasi.

Sejak pekan lalu harga nikel beranjak dari US$ 9.000 per ton ke level US$ 9.900 per ton dan pada Senin (31/7/2017) sudah menyentuh US$ 10.300 per ton.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia (AP3I) Jonatan Handoyo mengatakan pasar bereaksi lantaran Presiden secara gamblang meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengevaluasi peraturan.

Menurut Jonatan, arahan Presiden itu terkait peraturan ESDM yang membuka kembali kran ekspor bijih nikel dan bauksit.

“Begitu Presiden menginstruksikan Menteri ESDM agar merevisi Permen langsung harga nikel US$ 9.900 pada Pukul 14.00,” kata Jonatan di Jakarta, Senin (31/7/2017).

Jonatan menuturkan pergerakan harga nikel itu merupakan bukti bahwa Indonesia punya peran dalam menentukan harga. Dia menceritakan harga nikel melemah sejak semester kedua 2016 lalu seiring dengan wacana dibukanya kran ekspor bijih nikel.

Meski cuma sebatas wacana tetapi hal itu membuat harga nikel anjlok dari US$ 11.000 per ton menjadi hanya US$ 8.000 per ton. Namun harga tak kunjung membaik lantaran pada Januari 2017 pemerintah benar-benar mengizinkan bijih nikel kadar rendah.

Kebijakan itu menganulir larangan ekspor mineral mentah yang berlangsung sejak 2014 silam. Peraturan yang merelaksasi ekspor bijih nikel itu diteken oleh Menteri ESDM.

“Ini bukti konkret bagaimana Indonesia punya peran menentukan harga nikel,” ujarnya.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM Sujatmiko sebelumnya mengungkapkan, merujuk pada sumber data dari United States Geological Survey Januari 2017, Indonesia memiliki cadangan nikel hanya 6% dari total cadangan dunia.

Sedangkan pada 2016 kontribusi produksi nikel Indonesia dalam menyuplai kebutuhan nikel dunia hanya sekitar 7%, bukan yang terbesar. Pemasok utama adalah Filipina lebih dari 22%, disusul Rusia dan Kanada yang masing-masing sekitar 11%. Sementara Australia dan New Caledonia masing-masing sekitar 9%.

“Total cadangan Indonesia cuma 6% cadangan dunia. Jadi tidak tepat kalau dikatakan harga nikel dunia terkontrol oleh ekspor terbatas nikel kadar rendah dari Indonesia. Realisasi ekspor bijih nikel kadar rendah dari Indonesia untuk periode Januari hingga Juni 2017 hanya 403.201 ton,” ungkapnya. (beng.ak)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker