Jangan Sampai Pendidikan Menjadi Rutinitas Yang Membosankan

Oleh : Amran Al-Bimawi

(Aktivis Guru asal Pulau Longos, Manggarai Barat)

abadikini.com, JAKARTA – Pendidikan merupakan sebuah usaha dasar dan terencana untuk meningkatkan sumberrdaya Manusia disebuah Negara (Memanusiakan manusia). hal ini senada dengan cita-cita bangsa yang termuat dalam UUD 1945. Semua warga Negara memiliki hak yang sama dalam menikmati pendidikan. pemerintahpun mengupayakan berbagai macam cara untuk mendongkrak pendidikan di Negeri ini. termasuk usaha meningkatkan sarana dan pra sarana sampai pada persoalan penentuan kurikulum.

Namun fenomena pendidikan menjadi wacana yang tidak perna habis dibincangkan oleh para pakar pendidikan. baik melalui tulisan maupun dibicarakan oleh para generasi Bangsa yang merupakan komponen penting dalam mewujudkan generasi cerdas yang mampu membawa sebuah perubahan.

kalau kita bicara tentang pendidikan terutama pendidikan di Indonesia tidak bisa kita pungkiri bahwa realita pendidikan kita sekarang masih jauh dari harapan dari apa yg menjadi cita-cita pendidikan itu sendiri. masih dikatakan tertinggal jauh dari negara maju lainnya.

Banyak solusi yang ditawarkan yang katanya untuk memperbaiki sistem pendidikan di negeri ini. tetapi nyatanya sistem itu mudah diganti tanpa ada evaluasi secara menyeluruh sampai di pelosok daerah. dulu ada kurikulum cara belajar siswa aktif (CBSA) Link end mach, kemudian masa reformasi muncul kurikulum baru lagi yakni. kurikulum berbasis kompetensi manajemen berbasis sekolah. kemudian tahun 2006 muncul lagi kurikulum baru lagi yakni KTSP. saat itu guru-guru begitu disibukan dengan pelatihan serta belajar tentang KTSP namu sayangnya belum lama KTSP berjalan bahkan masih dibilang KTSP belum tuntas sekarang muncul lagi kurikulum baru yang disebut kurikulum 2013 (K13).

Hal ini menunjukan ketidak pastianya pendidikan di Negeri ini. belum tuntas yang satu muncul lagi yang baru. pertanyaan kemudian, apakah pergantian kurikulum ini dapat meningkatkann pendidikan di Negeri ini ? jawabanya tentu tidak justru dengan digntagantinya kurikulum ini malah membingungkan para pendidik, sebab para pendidik harus belajar lagi dari nol sebab kurikulum yang hampir di kuasai harus dilepaskan lagi. sekrang pendidik bukan disibukan untuk mengajar malah disibukn untuk belajar.

Kita tidak nafikan bahwa pemerintah memiliki niat yang baik untuk meningkatkan kualiatas pendidikan dinegeri ini akan tetapi bukan berarti sistem dan kurikulum itu harus diganti pada setiap pergantian menteri, kita harus pahami justru hadirnya kurikulum baru bukanlah solusi kongkrit untuk memajukan pendidikan di negeri ini tetapi seharusnya pemerintah melihat apakah kurikulum ini bisa konek dengan pendidikan yang ada di pelosok negeri.

Seperti contoh K13 hari ini yang menuntut harus ada sedangkan sekolah di pelosok daerah masih banyak pembangunan gedung sekolahnya hanya mengandalkan swadayah masyarakat dan 1 ruang kelas disulap menjadi 3 ruang kelas,  pendidikan di indonesia tidak bisa kita samakan dengan pendidikan yang ada di Luar Negeri yang sarana dan prasarananya sudah lengkap, yang perlu diperhatikan oleh pemerintah hari ini adalah bagaimana kualitas pendidiknya bukan kurikulumnya. (sl.ak)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker