Makar Bonceng Demo
Oleh: Adian Radiatus

Abadikini.com, JAKARTA – Akhir Agustus 2025, serangkaian demo rakyat dengan tujuan sangat jelas terkait rasa keadilan dinodai oleh anasir-anasir lawan politik. Tujuan mereka tidak lain adalah menggulingkan pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam konstelasi perebutan kekuasaan, semestinya semua telah berakhir setelah pengumuman pemenang Pilpres periode 2024–2029 oleh KPU pada bulan Maret 2024 lalu. Namun rupanya bara api di seputar berakhirnya kekuasaan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi, belum benar-benar padam. Apalagi banyak kepentingan yang harus dijalankan dan tentu saja belum tentu seirama di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo.
Maka ketika kebijakan dan langkah-langkah penyelenggaraan negara oleh Presiden Prabowo semakin jelas arahnya—khususnya dalam membersihkan negara dari para pelaku korupsi maupun koruptor yang sudah lama menyedot kekayaan dan keuangan negara yang merupakan hak hidup rakyat banyak—mereka tampak semakin goyah. Gejala berkolaborasi dengan para petualang politik semakin menunjukkan wajah asli mereka.
Puncaknya adalah upaya makar lewat aksi demo mahasiswa di DPR dan Mako Brimob, yang ternyata hanya membonceng kepentingan tersembunyi. Upaya ini berujung kegagalan karena rakyat tidak lagi dapat dihasut, apalagi diperalat untuk tujuan jahat seperti yang direncanakan.
Namun demikian, pasca penanganan korban kerusuhan, ada hal yang perlu diklarifikasi. Misalnya, terkait perintah Presiden Prabowo untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada anggota Polri yang menjadi korban saat mengamankan kejadian tersebut. Tentunya harus ada kriteria yang lebih spesifik agar tidak dirasakan kontra keadilan oleh korban lainnya.
Presiden Prabowo juga perlu menegaskan bahwa perintah tindakan tegas hanya ditujukan kepada pelaku yang nyata-nyata membuat onar: mereka yang sengaja merusak fasilitas umum dan pelaku penjarahan dengan alasan apa pun. Tindakan tegas dilakukan secara terukur dan profesional, bukan ditujukan kepada peserta demo yang menyuarakan aspirasi.
Saat ini rakyat sungguh-sungguh membutuhkan suasana super kondusif untuk memacu pergerakan ekonomi riil yang menjadi andalan masyarakat menengah dan ke bawah. Meskipun popularitas Presiden Prabowo meningkat seiring keberhasilan aparat negara mengatasi gelombang keributan dan kerusuhan di beberapa daerah, normalisasi segala aspek kehidupan tetap menjadi skala prioritas utama, termasuk pengendalian harga sembako.
Selain peran para pejabat negara, khususnya menteri dan petinggi lainnya, Presiden Prabowo juga memerlukan juru bicara yang mampu menerjemahkan secara spesifik maksud dan tujuan ucapannya. Hal ini penting, terutama jika pernyataan Presiden menimbulkan polemik di tengah friksi tajam masyarakat. Penjelasan yang lugas dan jelas akan memperkuat kepercayaan rakyat, yang dari hari ke hari terus bertumbuh seiring cara penanganan permasalahan yang dirasakan tepat dan bijak.
Sebab meskipun kesan ksatria, jujur, berani, tegas, dan tulus melekat pada pribadi Prabowo, kehati-hatian dalam menyampaikan pernyataan tetap diperlukan. Kecermatan atas urgensi suatu situasi juga menjadi penting sebelum disampaikan kepada publik, terlebih bila duduk persoalan belum cukup jernih untuk diungkapkan secara langsung.
Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Politik