Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Iri Tanpa Terjebak Drama Kantor

Abadikini.com, JAKARTA – Hampir setiap pekerja pernah menghadapi dinamika sulit di kantor, salah satunya ketika ada rekan kerja yang diam-diam menyimpan rasa iri. Sikap itu bisa muncul dalam bentuk meremehkan, menyebarkan gosip, hingga bersikap pasif-agresif tanpa alasan jelas. Jika dibiarkan, perilaku semacam ini bukan hanya menciptakan lingkungan kerja yang toksik, tetapi juga bisa meruntuhkan kepercayaan diri, mengganggu produktivitas, dan menurunkan kepuasan kerja.
Melansir laman Times of India Kamis (4/9/2025) berikut sejumlah strategi agar situasi tersebut dapat dihadapi dengan tenang dan penuh percaya diri:
1. Jaga profesionalisme dan ketenangan
Rasa iri biasanya muncul dengan provokasi halus atau komentar sinis. Kuncinya, jangan mudah terpancing. Tetap bersikap profesional, fokus pada tugas, dan biarkan kinerja yang berbicara. Menanggapi dengan kepala dingin menunjukkan kedewasaan sekaligus menutup celah bagi rekan kerja yang ingin memanipulasi emosi. Untuk berjaga-jaga, dokumentasikan insiden agar ada bukti bila masalah perlu dilaporkan ke atasan atau bagian SDM.
2. Batasi informasi pribadi
Tidak semua orang di kantor bisa dijadikan teman. Karena itu, sebaiknya selektif dalam berbagi cerita pribadi. Hindari membicarakan hal-hal sensitif seperti promosi, kenaikan gaji, atau pencapaian tertentu yang bisa memicu rasa iri. Fokuskan percakapan pada hal-hal profesional agar tidak memberi ruang bagi pihak lain memelintir informasi.
3. Tetap konsentrasi pada pekerjaan
Gangguan dari rekan kerja yang iri sering kali bertujuan mengalihkan perhatian dari target utama. Cara terbaik menghadapinya adalah dengan tetap produktif. Konsistensi dalam menghasilkan pekerjaan berkualitas dan memenuhi tenggat waktu akan memperkuat reputasi sekaligus menjadi tameng menghadapi komentar negatif.
4. Bangun jejaring positif di kantor
Lingkungan kerja yang suportif dapat menjadi benteng dari intrik dan politik kantor. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja maupun mencari mentor yang bisa memberi arahan akan membuat posisi lebih kuat. Menurut survei Asosiasi Psikologi Amerika tahun 2024, dukungan sosial di tempat kerja terbukti mengurangi stres dan meningkatkan rasa memiliki serta kepuasan kerja.
5. Ambil langkah resmi bila perlu
Jika situasi semakin merugikan—misalnya ada upaya merusak reputasi, menyabotase pekerjaan, atau melakukan pelecehan mental—maka saatnya berbicara. Sampaikan masalah secara objektif dan profesional kepada manajer atau bagian SDM. Catat setiap insiden secara rinci agar proses mediasi bisa berjalan berdasarkan fakta.