Sejarah Gerakan Pramuka, Dari Perkemahan Kecil hingga Jaringan Dunia

Abadikini.com, JAKARTA – Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang membentuk karakter, mengasah keterampilan hidup, dan menumbuhkan tanggung jawab sosial generasi muda. Melalui kegiatan luar ruangan, kerja sama tim, dan pengabdian kepada masyarakat, Pramuka menjadi wadah lahirnya pribadi yang mandiri sekaligus peduli pada sesama.
Namun, bagaimana awal mula gerakan ini terbentuk?
Jejak Awal di Inggris
Sejarahnya dimulai pada 1907, ketika Lord Robert Baden-Powell menggelar perkemahan perintis di Pulau Brownsea, Inggris. Sebanyak 20 anak laki-laki dari beragam latar belakang berkumpul untuk belajar melacak jejak, memancing, dan bertahan hidup di alam.
Kesuksesan kegiatan itu mendorong Baden-Powell menulis Scouting for Boys pada 1908, buku panduan kepanduan yang menyebar luas ke berbagai negara. Setahun kemudian, ribuan anak menghadiri pertemuan besar di London. Antusiasme tersebut melahirkan organisasi Girl Guides pada 1910, dipimpin Agnes Baden-Powell.
Inovasi berlanjut dengan lahirnya Cub Scouts pada 1916 untuk anak di bawah 11 tahun, dan Rover Scouts pada 1918 bagi pemuda dewasa.
Terbentuknya Organisasi Kepanduan Dunia
Kepanduan mulai terorganisasi secara internasional pada 1920, ditandai dengan Jambore Dunia pertama di London. Acara ini sekaligus menjadi momen lahirnya konferensi kepanduan dunia. Dua tahun berikutnya, struktur resmi dibentuk untuk mengatur kerja sama antarnegara.
Perang Dunia I dan II menjadi ujian berat. Di sejumlah negara, kegiatan kepanduan dilarang, namun tetap berlangsung secara sembunyi-sembunyi. Banyak anggotanya terlibat dalam aksi kemanusiaan dan perlawanan. Pasca perang, gerakan ini bangkit kembali dan menjangkau negara-negara baru merdeka.
Era Modern dan Adaptasi
Memasuki abad ke-21, Pramuka memperkuat perannya sebagai pendidikan nonformal yang berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Peringatan 100 tahun pada 2007 dirayakan jutaan anggota di seluruh dunia.
Program global seperti Messengers of Peace, Scouts for SDGs, dan Earth Tribe digagas untuk menjawab tantangan sosial dan lingkungan. Saat pandemi Covid-19 melanda, kegiatan dialihkan ke platform daring, disertai aksi nyata membantu masyarakat terdampak.
Dari perkemahan sederhana di Pulau Brownsea, gerakan ini kini tumbuh menjadi jaringan pendidikan nonformal terbesar di dunia, dengan puluhan juta anggota dari hampir seluruh negara.