Sosok Rizal Ramli dalam Kenangan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra

Abadikini.com, JAKARTA – Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Yusril mengenang Rizal Ramli sebagai sahabat dekat yang baik hati dan sosok aktivis yang berpikiran kritis.

“Sahabat dekat saya Dr Rizal Ramli tadi malam (2/1/2024), berpulang ke Rahmatullah. Sejak beberapa bulan terakhir, almarhum jarang muncul ke depan publik karena kesehatannya yang menurun. Terakhir dirawat di RSCM sampai menghembuskan nafas yang terakhir. Almarhum berpulang dengan damai,” kata Yusril dalam keterangan kepada Abadikini, Rabu (3/1/2024).

Ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengenal Rizal Ramli sejak menjadi aktivis UI tahun 1978. Almarhum lebih senior dan menjadi aktivis di ITB. “Kami makin akrab dan sering bertemu menjelang akhir pemerintahan Orde Baru dalam berbagai seminar, diskusi dan kegiatan-kegiatan publik lainnya. Di awal Reformasi, kami sama-sama menjadi anggota Kabinet. Sama-sama pula melakukan upaya pemulihan ekonomi akibat Krismon 1997-98,” ujar Yusril.

Menurut Yusril, Rizal Ramli dikenal sebagai aktivis berpikiran kritis. Kritisismenya itu didasari oleh latar belakang akademik yang kuat, sehingga dia tidak asal bicara sembarangan. Meskipun sering disebut-sebut “sosialis”, Rizal sebenarnya religius.

“Saya sering jalan kaki bersama dari Istana Negara ke Mesjid Baiturrahim untuk shalat zuhur dan shalat Jum’at. Sambil berseloroh dia bilang ke saya “jelek-jelek ayah saya dulu orang Masyumi. Sama seperti anda. Nasionalis, Sosialis, Religius” katanya, sambil membuka tali sepatu di tangga Mesjid Baiturrahim,” ungkap Yusril mengenang sosok Rizal Ramli.

Sebagai sahabat, lanjut Yusril menuturkan, beberapa kali Rizal datang ke rumahnya. dirinyapun beberapa kali pula bertandang ke rumah Rizal Ramli. Ngobrol banyak tentang perkembangan politik, hukum dan ekonomi. Tidak selalu pikiran kami sama. Tetapi kami berangkat dari keprihatinan yang sama, dan mempunyai cita-cita yang sama, bagaimana memajukan bangsa ini dan keluar dari ketertinggalan.

“Kini sahabat saya Rizal Ramli telah pergi buat selamanya. Hidup ini singkat. Dia telah berbuat sesuatu untuk memikirkan dan mencari jalan keluar dari masalah mendasar yang dihadapi bangsa ini. Tentu masalah-masalah bangsa takkan selesai oleh sebuah generasi,”

“Tantangan lama belum rampung, tantangan baru telah muncul di depan mata. Namun paling tidak, seseorang telah ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk ikut menyelesaikannya. Rizal Ramli telah melakukan tanggung-jawab itu selama hidupnya. Tugas generasi baru pula untuk meneruskannya,” tutur Yusril Ihza Mahendra.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker