Sebut Israel Biadab Saat Bertemu Biden, Jokowi Dinilai Berani

Abadikini.com, JAKARTA – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, sekaligus rektor Universitas Jenderal Achmad Yani mengatakan pemilihan kata “atrocity” atau kebiadaban/kekejaman untuk menggambarkan agresi Israel yang terjadi di Gaza dinilai sangat berani. Jokowi mengatakan itu saat pertemuan bilateral antara Indonesia-Amerika Serikat di Gedung Putih, Washington DC, pada Senin (13/11/2023).

“Sesuatu yang sangat luar biasa karena Presiden Jokowi sangat berani mengatakan atrocity atau kekejaman di Gaza, diminta untuk segera dihentikan. Beliau mengatakan bangsa Indonesia akan sangat berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden apabila ia dapat menghentikan kekerasan kekejaman yang ada di Gaza,” ucap Profesor Hikmahanto Juwana dilansir dari beritasatucom Minggu (19/11/2023).

Hikmahanto juga mengungkapkan cara penyampaian Presiden Jokowi kepada Presiden AS Joe Biden sangat baik, dan tidak emosional. Menurutnya pertemuan itu juga dikatakan berhasil karena beberapa hari setelahnya Amerika Serikat tidak melakukan veto dalam jeda kemanusian di Dewan Keamanan PBB.

“AS hanya abstain. Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat mulai melihat kenyataan karena apa yang dilakukan oleh Israel tidak proporsional lagi sudah di luar akal sehat manusia, dengan memborbardir masyarakat sipil yang tidak berdosa yang tidak, meskipun mereka mengatakan Hamas berlindung di rakyat sipil,” ujar Guru Besar UI itu.

Ia juga memuji tindakan Presiden Jokowi yang konkret dalam menghentikan eskalasi di Gaza.

“Apa yang dilakukan oleh Indonesia (Presiden Jokowi) itu sudah baik, dibandingkan dengan negara berpenduduk Islam lainnya, mana ada bisa ketemu Presiden Joe Biden berbicara keras kepada Joe Biden bahwa ini adalah atrocities (kekejaman). Malaysia kemudian negara-negara di Arab tidak ada, kecuali Indonesia,” ujarnya.

Hikmahanto mengatakan bahwa Indonesia tidak dapat menengahi perang antara Palestina (Hamas) dan Israel, karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga Indonesia saat ini berdiri dalam kemanusiaan.

“Jangan berharap Indonesia menjadi penengah karena kita tidak dalam posisi sebagai penengah Hamas dan Israel, kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel dan kita juga tidak mendukung kalau Hamas melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hukum perang atau humaniter. Jadi Indonesia adalah berpihak pada kemanusiaan “, pungkas Profesor Hikmahanto.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker
planet128 rawit128 planet128 turbo128 planet128 rawit128 cahaya128 rawit128 planet128 rawit128 ufo777 slot gacor planet128 planet128 rawit128 turbo128 turbo128 planet128