Perubahan vs Akselerasi

Oleh: Dr. Rino A Sa'danoer

Abadikini.com – Sandiaga Uno berpendapat bahwa Indonesia seharusnya sudah berada pada tahap “akselerasi” dalam kebijakan ekonominya, bukan lagi berpikir soal “perubahan”, sehingga pada tahun 2045 nanti Indonesia sudah menjadi negara maju. Apa yang menjadi indikator sebuah negara maju? Mari kita lihat beberapa indikator dasar.

Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator yang penting guna menentukan apakah sebuah negara tergolong kedalam negara maju. Bank Dunia menggolongkan suatu negara kedalam negara maju jika pendapatan per kapita negara tersebut sudah mencapai US$ 11.906 per tahun. Dengan pendapatan per kapita sebesar itu, negara tersebut digolongkan kedalam negara berpendapatan tinggi (high income country). Negara maju seperti Singapura misalnya, income per kapitanya pada tahun 2018 saja sudah mencapai US$ 61.770. Sedangkan Indonesia di tahun 2022 baru US$ 4.700 (BPS). Artinya, jika Indonesia ingin digolongkan kedalam negara maju, maka pendapatan per kapitanya harus sudah mencapai US$ 11.906 per tahun. Pendapatan per kapita menandakan tingkat produktivitas suatu negara. Makin tinggi pendapatan per kapitanya, maka makin tinggi pula produktivitas negara tersebut. Pendapatan per kapita juga memberikan informasi mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat negara tersebut. Jika dibandingkan Indonesia dengan Singapura, maka jelas rakyat Singapura jauh lebih sejahtera daripada penduduk Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil merupakan satu indikator lain yang bisa mengantar Indonesia menjadi negara maju. Mengutip Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Nawir Messi dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia mengatakan, “Untuk Indonesia bangkit naik kelas menjadi kelompok negara berpendapatan tinggi, Indonesia harus tumbuh rata-rata 7,5 persen per tahun hingga 2030” (CNN Indonesia, 17/02/19). Pertumbuhan rata-rata Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir ini hanya sebesar 4.3%. Bandingkan dengan rata-rata pertumbuhan Singapura dari tahun 1960’an hingga 1990’an sudah mencapai 8%. Pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Singapura mencapai 7.3%. Kestabilan pertumbuhan ekonomi juga merupakan fondasi dasar untuk bisa meraih status sebagai negara maju.

Indikator yang juga penting untuk dipenuhi untuk mencapai status sebagai negara maju adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan hasil total produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. PDB akan menentukan pendapatan per kapita di suatu negara. Perhitungan PDB adalah pendapatan per kapita dikalikan jumlah penduduk pada tahun perhitungan PDB. Atau sebaliknya, perhitungan pendapatan per kapita adalah total BDP dibagi jumlah penduduk pada tahun perhitungan pendapatan per kapita. Untuk bisa menghasilkan PDB yang tinggi, negara perlu memiliki faktor-faktor pendukung seperti iklim investasi yang kondusif, Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, infrastruktur yang memadai, rasio kewirausahaan diatas 10%, kestabilan politik dan pelayanan publik yang efisien dan tangguh. United States Trade Representative (USTR) menyebutkan, negara maju sudah harus memiliki PDB per kapita sebesar US$ 12.375. Pada tahun 2018 saja, PDB Singapura sudah mencapai US$ 61.77 ribu. PDB per kapita Indonesia menurut data Bank Dunia pada 2018 hanya US$ 3.840 (di tahun 2022 sekitar US$ 4.783 – BPS). Angka ini sangat jauh jika dibandingkan rata-rata PDB per-kapita negara maju yang mencapai US$ 47.970. Untuk meningkatkan PDB, Indonesia perlu terlebih dahulu memperbaiki faktor-faktor pendukung PDB tersebut.

Tingkat pendidikan tinggi juga merupakan indikator kemajuan suatu negara. Warga negara yang terdidik merupakan asset bagi negara tersebut untuk menjadi negara yang produktif. Produktivitas ekonomi ditentukan oleh SDM yang berkualitas, dan itu salah satunya dicapai melalui pendidikan. Di Indonesia, Hanya 6% warga yang berpendidikan tinggi (Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Juni 2022). Sedangkan di Singapura, berdasarkan data pada tahun 2021, sebanyak 74.2% siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Betapa jauh perbedaan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan Singapura. Supaya Indonesia bisa meraih peringkat sebagai negara maju, maka “pekerjaan rumah” untuk meningkatkan jumlah manusia yng terdidik merupakan tugas yang penting.

Dengan melihat “gap” indikator yang ada antara Indonesia sekarang dan Indonesia yang didambakan untuk menjadi negara maju, maka masih banyak upaya yang masih perlu dilakukan guna mencapai dambaan tersebut. Pembangunan salah satu faktor pendukung kemajuan, yaitu membangun infrastruktur, merupakan upaya penting saat ini guna melengkapi persyaratan Indonesia untuk menjadi negara maju. Tapi upaya itu belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Masih diperlukan “energi” yang cukup besar bagi Indonesia untuk memenuhi “persyaratan” yang akan mengantarkan Indonesia kepada dambaannya. Itu sebabnya “akselerasi” dari upaya selama ini tidak semerta-merta menjadikan Indonesia sebuah negara maju, yang bisa disandingkan dengan sederetan negara maju lainnya di dunia. Disinilah diperlukan “perubahan”, baik dari segi strategi perencanaan maupun dari sisi pengalokasian sumber daya publik guna merealisasikan rencana tersebut. Teknik pembangunan yang berlaku selama ini juga memerlukan perubahan, shingga faktor-faktor pendukung sebagai prasyarat negara maju bisa dipenuhi. “Perubahan” juga diperlukan guna menentukan arah yang lebih terfokus untuk mengantar Indonesia menjadi negara maju yang disegani dunia.

Oleh: Dr. Rino A. Sa’danoer
Sentul City, 15 Juni 2023

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker