Rusia Tuding AS Coba Hentikan Penyelidikan Ledakan Nord Stream

Abadikini.com, JAKARTA – Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (29/3/2023) waktu setempat menuding Washington berusaha menghentikan penyelidikan internasional atas ledakan pipa gas Nord Stream tahun lalu.

Saat dimintai komentar atas pernyataan Gedung Putih tentang penyelidikan nasional yang cukup dilakukan oleh negara-negara Eropa, Kedubes Rusia menyebut hal tersebut adalah upaya AS untuk bersembunyi di belakang sekutu-sekutunya dan mengacaukan segala upaya mengungkap fakta sebenarnya di balik sabotase Nord Stream.

“Jaminan pemerintah atas kepercayaan penuh dalam penyelidikan ‘menyeluruh’ oleh negara-negara sekutu tidak dapat dipercaya. Dengan mempertimbangkan penolakan dalam memberikan akses kepada negara kami  yang pemilik jaringan pipa gas tersebut, ke dalam proses penyelidikan,” kata Kedubes Rusia.

“Faktanya, mereka menolak seruan bersama yang diajukan Rusia, China, dan Brazil dalam Dewan Keamanan PBB untuk menggelar penyelidikan internasional secara tuntas,” kata dia.

Pihak berwenang Jerman, Swedia, dan Denmark saat ini sedang menyelidiki ledakan bawah laut yang memicu kebocoran pada dua pipa Nord Stream di Laut Baltik pada September tahun lalu.

Rusia menyerukan penyelidikan internasional yang dipimpin PBB terhadap “sabotase” tersebut untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Namun, permintaan Moskow itu tidak mendapat dukungan dari Dewan Keamanan PBB.

Kedubes Rusia juga menegaskan bahwa “semua negara tertarik menegakkan kebenaran dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas sabotase itu demi mencegah serangan teroris serupa di masa depan.”

Mereka menyebut AS mengabaikan potensi kerusakan besar lingkungan akibat ledakan tersebut. Misi Rusia di AS itu juga mengingatkan tentang ratusan ribu amunisi dengan bahan kimia beracun yang tenggelam di Laut Baltik selama Perang Dunia Kedua.

“Dengan mempertimbangkan kondisi (amunisi) yang buruk, setiap ledakan di perairan ini bisa berubah menjadi bencana lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tandas Kedubes Rusia.

sumber: Anadolu

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker