Strawberry Micromoon Terjadi Besok, Waspada Dampaknya

Abadikini.com, JAKARTA – Fenomena astronomi yang langka yang satu ini adalah New Strawberry Micromoon (Bulan Baru Stroberi Mikro) akan terjadi besok, 29 Juni 2022, Fenomena ini berdampak bagi kehidupan di Bumi, dan patut untuk diwaspadai.

Dilansir dari EDUSAINSA BRIN (LAPAN), Selasa (28/6/2022), dampak yang ditimbulkan sebagaimana halnya fase Purnama maupun fase Bulan Baru pada umumnya.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangeran, mengatakan bahwa Bulan Baru Stroberi Mikro dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

“Pasang laut ini, disebut juga sebagai pasang purnama,” kata Andi dalam keterangan resminya, Selasa (28/6).

Andi menerangkan, hal ini bisa terjadi karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau Matahari-Bulan-Bumi yang segaris dan mengakibatkan masing-masing gaya diferensial (gaya pasang surut) yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.
Menurut dia, arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya tersebut.

Lanjut Andi, meskipun konfigurasi Bulan berlawanan arah dengan Matahari seperti ketika terjadi Purnama, tetapi gaya diferensial yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.
“Arah gaya diferensial yang sama inilah yang membuat resultan/total gaya diferensial yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan pasang perbani, yakni saat konfigurasi pada fase perbani/kwartir awal maupun akhir yang mana Matahari-Bumi-Bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat,” ujarnya.

Secara umum, gaya diferensial pasang purnama 27%-38% lebih besar dibandingkan saat pasang perbani jika diperbandingkan pada jarak yang sama.
Meskipun, saat Bulan Baru Stroberi Mikro, Bulan mencapai titik terjauh Bumi, sehingga mengalami pelemahan gaya sekitar 15,5 % dari gaya diferensial pada jarak rata-rata Bumi-Bulan.

Atas dasar itulah, Andi mengintatkan agar perlu diwaspadai pasang laut tertinggi saat 29 Juni besok, dan diimbau supaya para nelayan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 27-1 Juli Juni.

“Perhitungan ini, semata-mata hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja dan tidak mempertimbangkan gelombang laut akibat badai angin,” ungkapnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker