Ilmuan Yakin Alien Pernah Mendarat di Papua Nugini

Abadikini.com, JAKARTA – Ilmuwan dari Universitas Harvard meyakini alien pernah mendarat di Papua Nugini (PNG) pada 2014.

Alien itu diklaim datang bersama dengan meteorit atau objek asing dengan kecepatan tinggi meledak dan jatuh tepat di atas Papua Nugini pada 9 Januari 2014. Objek itu disebut dalam dokumen rahasia Amerika Serikat sebagai objek antarbintang pertama yang terdeteksi masuk ke tata surya.

Astrofisikawan dari Universitas Harvard Avi Loeb dan muridnya, Amir Siraj melihat hal lain dari ledakan objek antarbintang yang terjadi delapan tahun lalu. Setelah lima tahun berlalu, keduanya kembali melakukan uji studi dan mereka mengklaim telah melihat sesuatu dari luar tata surya mengutip inverse.

Namun, tidak ada orang lain yang melihat apa yang dilakukan dan ditemukan Loeb dan Siraj. Kondisi itu membuat hasil penelitian keduanya tentang objek dari luar angkasa itu ditolak Astrophysical Journal Letters.

Tiga tahun kemudian Kepala Ilmuwan NASA dari Komando Luar Angkasa Amerika Serikat Thomas Zurbuchen menyampaikan, Angkatan Luar Angkasa telah melihat hasil penelitian guru dan murid itu serta menyebut hasil penemuan keduanya tampaknya benar.

Objek yang sebelumnya disebut sebagai sebuah meteorit kecil berukuran sekitar 0,45 meter itu diakui bukan berasal dari luar tata surya kita. Dengan kata lain, Angkatan Luar Angkasa telah mengakui bahwa meteor yang diteliti Loeb dan Siraj bukan ‘Oumuamua’ karena ukurannya dianggap lebih seratus kali lebih kecil.

“Joel Mozer, Kepala Ilmuwan Komando Operasi Luar Angkasa, komponen layanan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat meninjau analisis data tambahan yang tersedia terkait dengan temuan ini. Dr. Mozer menegaskan bahwa perkiraan kecepatan yang dilaporkan ke NASA cukup akurat untuk menunjukkan lintasan antarbintang,” ujar pernyataan Letnan Jenderal John E. Shaw dari Angkatan Luar Angkasa AS.

NASA juga mengungkapkan penemuan itu meski menyarankan perlunya lebih banyak bukti untuk sampai pada kesimpulan tentang asal-usul meteor 2014

“[Meteor] ini menarik minat komunitas ilmiah karena telah dikemukakan bahwa itu bisa berasal dari antarbintang karena memiliki kecepatan tinggi yang terdeteksi di dalam atmosfer,” tulis rilis NASA.

“Analisis lebih lanjut yang dilakukan di bawah lingkup Komando Luar Angkasa AS mengkonfirmasi dampak kecepatan tinggi objek, tetapi durasi pendek dari data yang dikumpulkan, yakni kurang dari lima detik membuat peneliti kesulitan untuk menentukan secara pasti apakah asal objek itu memang berasal dari antarbintang,” imbuhnya.

Meski masih diragukan, Loeb menyebut tidak akan berhenti untuk mencoba membuat komunitas sains lain mempercayainya. Sejauh ini, banyak yang masih belum setuju dengan penemuan Loeb, termasuk Chris Lintott, seorang profesor astronomi di Universitas Oxford dan Michele Bannister, ahli objek Tata Surya kecil di University of Canterbury.

“Saya tidak terlalu terkesan dengan argumen aslinya dan saya tidak mengerti mengapa [Loeb] berpikir Komando Luar Angkasa AS akan tahu lebih banyak daripada ahli meteor mana pun yang tidak setuju dengannya,” ucap Lintott.

“Jika [Loeb] ingin membuat klaim tentang penemuan, dia dapat menerbitkan makalah dengan bukti seperti yang orang lain lakukan,” imbuhnya menegaskan dikutip dari thedebrief.org.

The Debrief melaporkan konfirmasi yang dilakukan Komando Operasi Luar Angkasa AS atas objek dari antarbintang yang disebut meteor CNEOS-2014-01-08 itu sekaligus membantu kemajuan ilmiah dengan tingkat kepercayaan mencapai 99,999 persen.

Penemuan tersebut sekaligus menandai batas penelitian baru, di mana Bumi berfungsi sebagai jaring ikan untuk objek antarbintang yang sangat besar. Sebagai hasil dari pertemuan dengan Bumi dan bergesekan dengan atmosfernya, sebuah objek antarbintang terbakar dalam bola api yang terang.

Penemuan meteor antarbintang ini disebut sangat penting dari perspektif lain. Orang dapat membayangkan misi bernilai miliaran dolar untuk mendarat di objek antarbintang seperti `Oumuamua dan mengembalikan sampelnya ke Bumi, mirip dengan misi OSIRIS-REx yang mendarat di asteroid Bennu dan akan mengembalikan material darinya pada September 2023.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker