Ketua DPD RI: Pemuda Bulan Bintang Memiliki Kesadaran Ideologi yang Kuat

Sebab, LaNyalla melanjutkan, tidak lama lagi Indonesia akan memasuki era bonus demografi, dalam menyongsong 100 tahun Indonesia di tahun 2045.

Bonus demografi Indonesia ini menarik untuk dibicarakan. Karena baginya bonus demografi tersebut seperti dua sisi mata uang.

“Di satu sisi adalah berkah atau peluang, tetapi di satu sisi bisa jadi musibah atau ancaman,” tuturnya.

Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 hingga 2040. Pada masa itu, penduduk usia produktif yang berusia 15 tahun hingga 40 tahun berjumlah lebih banyak dibandingkan penduduk dengan usia tidak produktif. Artinya, Indonesia akan didominasi oleh para pemuda.

Pertumbuhan penduduk usia produktif diprediksi oleh Bappenas, akan mencapai 64 persen dari total penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Puncaknya, angkatan kerja Indonesia mencapai 71 persen.

“Melimpahnya usia produktif bisa menjadi peluang, karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan, maka hal itu justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan sosial lainnya,” terangnya.

LaNyalla melanjutkan, bonus demografi dapat menjadi berkah apabila kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki standar yang mumpuni. Sehingga, katanya, akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.

“Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik, sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara,” ujarnya.

LaNyalla memaparkan mengapa hal tersebut terjadi. Karena, katanya, dunia saat itu juga mengalami perubahan yang luar biasa yang ditandai dengan banyak hal. Pertama, pada saat itu penduduk dunia menjadi 9,45 miliar manusia, tersebar 55 persen di Asia.

Jenis pekerjaan akan berubah drastis. Pekerjaan yang sekarang ada, bisa jadi menjadi tidak ada, karena sudah tergantikan oleh otomasi yang menggunakan artificial intelligence.

“Ini semua menjadi tantangan Indonesia menyambut tahun 2045. Yang di satu sisi harus dikelola untuk menjadi momentum Indonesia Emas,” kata LaNyalla.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker