Iran Terapkan Lockdown Nasional

Abadikini.com, TEHERAN – Pemerintah Iran mengumumkan pemberlakuan lockdown nasional selama enam hari di seluruh negeri untuk menekan peningkatan kematian dan infeksi wabah virus Covid-19 yang mengkhawatirkan.

Gugus tugas anti-coronavirus nasional Iran, yang dipimpin oleh Presiden Ebrahim Raisi, mengatakan pada Sabtu (14/8/2021) penutupan nasional akan dimulai pada Senin (16/8/2021) dan berlangsung hingga Sabtu (21/8/2021).

Semua kantor, bank, dan bisnis yang tidak penting akan ditutup. Larangan perjalanan dalam kota juga akan diberlakukan mulai Minggu pagi (15/8/2021) dan berlangsung hingga Sabtu malam (21/8/2021).

Awal bulan ini, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki sebenarnya telah menyerukan penguncian dua minggu, dibawah pengawasan militer untuk mencegah keruntuhan sistem kesehatan negara yang sudah tegang.

Beberapa penguncian sebelumnya dengan mudah dilanggar di tengah lemahnya penegakan hukum oleh pihak berwenang.

Masih harus dilihat apakah upaya baru ini akan memiliki efek yang berarti dalam mengekang pandemi paling mematikan di Timur Tengah, sekarang dalam gelombang kelima yang ditentukan oleh varian Delta.

Kementerian kesehatan Iran mengatakan pada Sabtu (14/8/2021) sebanyak 466 orang Iran meninggal karena Covid-19 dan 29.700 kasus baru ditemukan dalam 24 jam terakhir.

Korban tewas resmi Covid-19 Iran sejak Februari 2020 mencapai lebih dari 97.000, tetapi para pejabat mengatakan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Teheran mengalami hari paling mematikan dalam catatan pandeminya pada Jumat (13/8/2021), ketika 390 orang meninggal, termasuk 216 karena terinfeksi Covid-19. Angka itu memecahkan rekor suram dalam 51 tahun sejarah Behesht-e Zahra, pemakaman ibu kota, yang terbesar di Iran.

Peta berkode warna terbaru yang menunjukkan tingkat keparahan wabah menunjukkan bahwa tidak satupun kota Iran yang diklasifikasikan sebagai “biru”, yang menunjukkan tingkat peringatan terendah.

Sementara itu 358 kabupaten, yang mencakup hampir semua dari 31 provinsi di negara itu, diklasifikasikan sebagai “merah”.

Dimulainya upacara untuk bulan suci Islam Muharram mulai Selasa (17/8/2021) di seluruh negeri telah memicu kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat lebih tinggi.

Sejumlah video yang beredar awal pekan ini dari beberapa provinsi menunjukkan orang-orang berkabung di ruang sempit, banyak yang tanpa masker.

Kondisi itu mendorong pihak berwenang mengubah protokol kesehatan Muharram, tidak lagi mengizinkan acara diadakan dalam ruangan, dan juga melarang pawai kelompok bergerak melalui jalan-jalan.

Video rumah sakit penuh dengan pasien terbaring di tanah atau di halaman, dan antrean di apotek yang terkadang menghadapi kekurangan obat, telah menjadi hal biasa.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker