Presiden Michael Aou Tolak Penyelidikan Internasional atas Ledakan Dahsyat di Libanon

Abadikini.com, BEIRUT – Presiden Libanon Michael Aoun menolak segala bentuk penyelidikan internasional atas ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut.

Aoun mengatakan serangan rudal atau kelalaian bisa menjadi penyebab terjadinya ledakan yang mengakibatkan 154 korban jiwa dan melukai lebih dari lima ribu lainnya.

Sehingga menurut dia, campur tangan pihak asing dapat mengaburkan kebenaran. Dia berjanji untuk segera mengusut tuntas penyebab insiden tersebut.

“Sejak awal readyviewed pemerintah Libanon menduga ledakan itu disebabkan oleh timbunan amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan selama bertahun-tahun tanpa pengamanan memadai. Dilaporkan ada 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang Pelabuhan Beirut,” ujarnya.

Penyimpanan bahan kimia berdaya ledak tinggi itu pun memicu kemarahan warga Libanon. Aoun sendiri mengakui ada kesalahan dalam sistem pengawasan.

Meski demikian pemantik ledakan dari amonium nitrat yang tersimpan masih belum jelas.

Sejumlah petugas menyatakan ada pekerjaan perbaikan gudang baru-baru ini. Sementara, pihak lain menduga ada kembang api yang disimpan di tempat yang sama atau dekat lokasi penyimpanan bahan kimia berdaya ledak itu.

Amonium nitrat tersebut dilaporkan diangkut oleh kapal dagang berbendera Rusia milik Moldova, Rhosus. Kapal itu berangkat dari Batumi, Georgia menuju Mozambik pada 2013.

Karena terjadi beberapa kendala administrasi, finansial, dan protes dari awak, kapten kapal yang bernama Boris Prokoshev memutuskan singgah di Beirut pada 2013. Karena kapal melanggar sejumlah aturan maka amonium itu disita.

Dia juga membuka kemungkinan serangan rudal sebagai penyebab ledakan. “Ada dua kemungkinan, kelalaian atau serangan asing melalui rudal atau bom,” ujar Aoun seperti dikutip dari AFP, Sabtu (8/8/2020).

Dugaan ledakan disebabkan oleh serangan sebelumnya digulirkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Trump mengklaim mendapat laporan dari militer bahwa dua ledakan besar yang terjadi di pelabuhan Beirut adalah sebuah serangan.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker