Anggota DPRD Jatim Minta Pembelajaran Via Televisi Disesuaikan Kebutuhan Anak

Abadikini.com, SURABAYA – Ada beragam pendapat yang muncul sebagai respon terhadap beberapa kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di masa belajar dari rumah. Salah satunya adalah tanggapan terhadap program pembelajaran melalui TVRI.

Salah satunya dari Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PDI Perjuangan, Diana Amaliyah Verawatiningsih. Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, legislator yang akrab dipanggil Sasa ini menyatakan bahwa, idealnya program pembelajaran via televisi disesuaikan dengan kebutuhan anak.

“Memang benar yang disampaikan Mendikbud dalam pidatonya hari ini (02/5), sistem belajar di rumah yang diterapkan selama musim Covid ini membuka cakrawala baru tentang makna ‘belajar’ sesungguhnya.

Guru-guru jadi lebih melek teknologi, mau tidak mau mereka harus update pengetahuan mengejar pengetahuan teknologi muridnya. Demikian pula orang tua. Semua harus saling mengimbangi. Tapi masih ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, salah satunya program belajar dari rumah yang disiarkan oleh TVRI,” kata Diana, Ahad (03/5/2020).

Mengenai program televisi yang dimaksud, Politikus PDI Perjuangan ini menjelaskan bahwa , seyogyanya program pembelajaran melalui televisi, dalam hal ini TVRI seyogyanya disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Menurutnya, beberapa program pembelajaran yang disajikan, kurang sesuai dengan usia anak dan kearifan lokal. Hasil tersebut, menurutnya, selain hasil pengamatan langsung juga diskusi dengan beberapa pihak.

Mengenai hal ini secara singkat ia berkisah, “saya coba mengikuti salah satu program TVRI untuk anak PAUD, kebetulan anak saya usia 2 tahun lebih.

Awalnya saya berharap akan melihat program mendongeng, atau menyanyi menari bersama. Ternyata yang disajikan adalah serial ‘Sasame Street’. Duh, kalau itu sih saya carikan di youtube juga banyak,” tutur Pegiat Literasi ini.

Menurut saya, program itu kurang sesuai untuk anak PAUD. Anak usia PAUD kan sedang belajar memahami hal-hal dasar seperti bertutur kata yang baik, sopan santun, budi pekerti.

Sebab akibat peristiwa sehari-hari dan masih banyak lagi. Itu baru satu contoh ada beberapa yang lain yang sempat saya saksikan dan juga hasil diskusi dengan beberapa orang,” imbuhnya.

Pada bagian lain, Anggota DPRD Jatim Dapil Jatim IX (Pacitan, Treanggalek, Ngawi, Magetan, Ponorogo) ini juga menyatakan bahwa, seyogyanya pihak pembuat program edukasi berbasis televisi mendasarkan diri pada pemahaman holistik tentang pendidikan tumbuh kembang anak serta kearifan lokal. Jika tidak, hal tersebut akan berdampak kurang baik bagi tumbuh kembang anak.

“Misalnya, apakah mereka paham bahwa sebaiknya anak usia balita tidak diberi tontonan imajinatif? Karena mereka sedang belajar hal-hal dasar kehidupan. Anak kecil kalau dikasih binatang bisa bicara, mobil bisa bicara.

Itu sebenernya logikanya kebingungan membedakan antara real dan imajinasi. Itu kesalahan fatal yg tidak dipahami banyak orang tua, guru, maupun penyaji tontonan/bacaan anak. Seharusnya kementrian dengan televisi penyaji selektif betul dalam memilih acara yang akan disajikan,” papar Sasa.

Pada bagian lain, ketika dikonfirmasi terkait dengan langkah yang diambilnya, ia menyatakan, “sebagai perwakilan masyarakat dan seorang ibu, saya telah menyampaikan pengaduan dan masukan melalui Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur, supaya dapat diteruskan ke pihak terkait,” tambahnya.

Terkait hal tersebut, ketika dikonfirmasi, Komisioner dan Koordinator Bidang Penindakan Pelanggaran KPID Jawa Timur, Immanuel Yosua, membenarkan adanya laporan yang dimaksud.

“Benar, Bu Sasa telah menghubungi kami terkait dengan pengaduan dan masukan yang dimaksud dan kami telah lanjutkan ke KPI Pusat agar ditindak lanjuti ke pihak terkait dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kami sangat mengapresiasi langkah Bu Sasa dalam memberikan masukan demi perbaikan program siaran, demi kepentingan masyarakat,” beber Yosua.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker