Ternyata Virus Corona Tak Lebih Mematikan daripada SARS dan MERS, Begini Penjelasannya

Abadikini.com, JAKARTA – Dibandingkan dengan wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada 2002 – 2003 dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) pada 2012, Novel Coronavirus atau 2019-nCoV tak seganas dua virus tersebut. Sebab angka kematian akibat SARS tergolong tinggi yakni sekitar 30-an persen dari jumlah yang sakit. Prosentase kematian lebih tinggi terjadi pada saat wabah yang disebabkan virus MERS yang mencapai 40 persen dari jumlah yang sakit.

“Kalau Corona (nCoV) ini data sementara masih di bawah 4 persen. Artinya dibanding dua saudaranya yang lain (SARS dan MERS), ini relatif jinak,” kata dr Achmad Yurianto, Sekretaris pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan seperti dikutip dari detikcom, Rabu (29/1/2020).

Dari catatan detik.com, jumlah orang yang terinfeksi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) mencapai 8.000 orang dengan sebaran di seluruh daratan Cina dan Hong Kong. Dari jumlah itu, sebanyak 774 mengalami kematian. Untuk MERS (Middle East Respiratory Syndrome) yang pertama kali teridentifikasi dan mewabah di Arab Saudi pada September 2012 menginfeksi 2.494 orang di 27 negara. Jumlah korban yang berakhir dengan kematian mencapai 858 orang.

Untuk Corona, hingga kemarin petang jumlah korban tewas mencapai 106 orang dari 4.515 kasus di China. Sementara sebaran virus ini terdeteksi sudah menjangkau 16 negara.

Mereka yang meninggal, kata Yurianto, kebanyakan adalah penderita yang juga sebelumnya telah mengidap penyakit kronis, misalnya penyakit jantung. Ada juga yang mengidap sakit ginjal, bronchitis, diabetes, dan hipertensi.

“Artinya kondisi inilah yang memperburuk. Kalau kondisinya baik, fit sih gak ada masalah,” kata dokter lulusan Universitas Airlangga yang pernah bertugas di lingkungan TNI-AD hingga berpangkat Brigadir Jenderal itu.

Khusus di Indonesia, menurut Yurianto, dari sejumlah pasien yang sebelumnya dicurigai terinfeksi Novel Virus Corona ternyata hasilnya negatif. Meski demikian bukan berarti situasi di Indonesia sudah aman. Kewasapadaan dan kesiapsiagaan semua komponen masyarakat tetap harus dijaga.

Pada bagian lain, Achmad Yurianto yang pernah menjadi Kepala Pusat Krisis Kesehatan itu meminta segenap masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan. Juga tidak mempercayai begitu saja berbagai informasi yang beredar sebelum mengkonfirmasinya ke instansi terkait.

“Pokoknya jaga pola atau gaya hidup sehat dan selalu menjaga kebersihan. Kalau batuk atau bersin gunakan masker, atau kalau ditutup dengan telapak tangan ya segera cuci tangan,” katanya.

Sumber Berita
detikcom

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker