Pengamat yang tidak Mengamati Secara Cerdas

SAYA sebagai orang yang paham dan dekat dengan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra (YIM) sangat memahami situasi sehari-hari bersama beliau. Ketika Kemenangan Jokowi-JK di 2014, Ibu Megawati menelpon dan meminta kesediaan YIM untuk membantu Kabinet  Jokowi-JK. Permintaan tersebut ditolak halus oleh YIM dan menyampaikan kepada Ibu Mega, kalau YIM akan fokus sebagai pengacara saja.

Kemudian Periode Kedua, Jokowi menawarkan langsung kepada YIM beberapa jabatan Menteri seperti Jaksa Agung, Mensesneg atau Menkumham. Untuk Jaksa Agung dan Mensesneg YIM langsung menolaknya dengan berbagai macam alasan.

Untuk Menkumham beliau menyatakan akan melaksanakan sholat Istiqarah dulu, namun di beberapa Media online YIM katakan bahwa Jabatan Menkumham sudah pernah dijabati semasa Pemerintahan Presiden SBY. (sinyal beliau menolak lagi)

Saya pernah bertanya secara langsung kepada YIM, kenapa jawaban abang seolah-olah menolak? lalu beliau katakan, Banyak perkara-perkara besar yang sedang ditangani, saya ingin fokus menyelesaikannya.

Kalau saya di dalam Pemerintahan tentu saya akan melepas jabatan saya sebagai pengacara. Sementara income untuk menjalankan operasional advokat paling besar diperoleh dari perkara-perkara yang ditangani.

Dan kemudian beliau lanjut menyampaikan pada saya bahwa, kita bekerja baik-baik saja, tidak ada benarnya dimata orang. Jadi saya putuskan untuk tidak di pemerintahan. Tapi tetap menjadi Advokat  Presiden Jokowi- Maruf yang beberapa minggu lalu telah diperpanjang lagi.

Jadi tidak benar YIM seolah-olah dikatakan kecewa berat setelah melihat susunan Kabinet  Jokowi-Maruf.

Oleh: Aris Muhammad, SH.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker