Kisah Bisnis Prostitusi Online di Kediri, Bagi Yang Kantong Kering Jangan Coba-coba Deh!

Abadikini.com, JAKARTA – Setelah percakapan di Facebook (FB), biasanya transaksi via WhatsApp (WA) bicara soal tarif. Bagi yang ‘kanker’ atau kantong kering jangan coba-coba deh untuk jajan dengan wanita.

“Kediri kota ready, besok include khusus pencinta ABG langsung chat WA 081230602xxx. Chat yang belum saya balas wajib spam (ada catatan khusus)”. Begitulah chatting (percakapan tertulis) yang diunggah salah seorang pekerja seks komersial (PSK) online di salah satu grup FB. Tak butuh waktu lama, penawaran penyedia jasa esek-esek di media sosial (medsos) itu segera saja mendapat banyak respons.

Tentu saja, yang berminat serius dapat langsung menghubungi nomor telepon seluler (ponsel) yang terpampang di sana. Dari medsos grup FB tersebut, chatting kemudian berlanjut lewat japri (jaringan pribadi) di WA.

“Kalau WA kan lebih private (pribadi) Mas. Jadi lebih bebas pengin ngobrol apa aja,” kata DS, 26, seperti dlansir Abadikini dari laman Jawa Pos Radar Kediri, Senin (11/11/2019).

Obrolan pun berkutat soal layanan esek-esek. Biasanya, menurut DS, penyedia jasa kencan online akan menawarkan layanan short time atau long time. Tentu saja, tarif untuk kedua layanan itu tak sama. DS mengaku, dirinya biasa memasang tarif Rp 400 ribu untuk sekali kencan. “Itu hitungannya per jam ya Mas,” ujarnya.

Lalu apa saja yang didapat pengguna jasanya? Dengan tarif untuk layanan singkat atau short time itu, menurut DS, pelanggan sudah termasuk membayar tempat kencan. Biasanya di penginapan atau hotel kelas melati. Sehingga tidak perlu keluar biaya lagi untuk sewa kamar.

“Untuk short  time per jam Rp 400 ribu Mas. Itu sudah include hotel,” ungkapnya. Selain fasilitas tersebut, tentu saja pengguna jasa mendapat pelayanan seksual.

DS mengaku, hanya melayani pengguna ‘jasa’nya melalui akun Facebook saja. Selain itu, dia tidak menerima BO. Tempat kencannya tidak terbatas hanya di Kediri. Namun bisa berpindah-pindah kota. Hanya saja tetap tak jauh dari Kota Tahu. Hal itu agar tidak mudah terendus petugas. “Bisa dua hari di Kediri. Atau dua hari di Madiun. Lalu, dua hari lagi di Blitar,” paparnya.

Sejak kapan terjun di bisnis ini? DS mengaku, baru sekitar satu tahun terakhir. Dia berdalih, melakukannya karena terpaksa. “Terpaksa Mas, karena saya merasa kecewa dengan perlakuan mantan suami. Akhirnya saya cari pelampiasan,” ungkapnya kepada koran ini.

Sementara itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Mutakalim mengatakan, berusaha menekan praktik prostitusi di daerahnya. Pihaknya melakukan sosialisasi pada beberapa pengelola hotel agar memperhatikan pengunjung yang menginap.

“Kami berharap pihak hotel atau pengusaha penginapan bisa bersama sama menekan praktik prostitusi termasuk mengantisipasi tindak asusila,” tuturnya.

Menggaet Pengguna Jasa Esek-Esek

–         Penjaja jasa seks menawarkan layanan short time dan long time

–         Tarif kencan short time Rp 400 ribu

–         Pengguna jasa sudah mendapat fasilitas kamar untuk berhubungan intim

–         Tempat kencan dilakukan di penginapan atau hotel melati

–         Tarif esek-esek long time lebih dari Rp 1 juta

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker