Soal Aliran Dana Demo 22 Mei, PPATK Tunggu Permintaan Polisi

Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Badaruddin mengatakan, pihaknya siap menelusuri aliran dana demo 22 Mei. Dia menyebut pihaknya sejauh ini masih menunggu permintaan dari pihak ke polisian untuk menelusuri aliran dana demo 22 Mei.

“Kalau kita lihat sangat menonjol, kita melakukan penelusuran, dan kita laporkan ke pihak yang berkompeten. Nah, sekarang itu kami masih menunggu, masih menunggu permintaan (polisi), karena kita tidak tahu nama-nama yang melakukan itu kan belum tahu. Hanya beberapa orang yang kita tahu,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (29/5).

Dia memastikan lembaganya akan bekerja proporsional menelusuri aliran dana terkait demo tersebut. Menurutnya, jika ditemukan transaksi yang menonjol terkait demo 22 Mei, PPATK akan langsung menyampaikan ke Polri.

“Artinya kalau kita lihat sangat menonjol, kami melakukan penelusuran dan kami laporkan ke pihak yang berkompeten,” jelasnya.

Kiagus mengaku secara formal PPATK belum menerima permintaan dari Polri untuk melacak transaksi tersebut. Kendati begitu, dia menyebut bisa saja analis di PPATK telah berkoordinasi dengan para penyidik Polri.

“Kalau secara resminya iya. kami menunggu permintaan. Tapi bisa saja di level teknis, antara penyidik dengan teman-teman di analis, sudah berkoordinasi, bisa saja,” ujarnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyita satu unit ambulans berlogo Partai Gerindra dan berstiker wajah Prabowo-Sandiaga dari lokasi demo 22 Mei. Berdasarkan keterangan lima orang tersangka yang diamankan, mobil itu milik perusahaan PT Arsari Pratama.

“Saat itu petugas kepolisian menemukan adanya mobil ambulans yang di dalamnya berisikan lima orang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Yuwono.

Setelah dilakukan pengecekan ke bagian dalam ambulans, ditemukan sejumlah batu dan amplop berisi uang. Mobil itu beserta lima orang terdiri dari sopir dan penumpang diamankan dan dilakukan pemeriksaan.

“Hasilnya, tersangka berjumlah tiga orang berasal dari Tasikmalaya, mereka berangkat tanggal 21 Mei, jam 20.00. Berangkat ke Jakarta berpenumpang tiga orang yakni Y (sopir), I sekretaris DPC Tasikmalaya, dan O wakil sekretaris menggunakan ambulans,” jelasnya.

Pengakuan mereka, keberangkatan ketiganya ke Jakarta membawa ambulans karena diperintah. Tujuannya, untuk membantu jika ada korban di kegiatan 22 Mei. Mereka juga dibekali Rp1,2 juta untuk uang operasional.

Editor
Irwansyah
Sumber Berita
Merdeka

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker