Diserang, Dua Kapal Tanker Arab Saudi Alami Kerusakan

Abadikini.com, RIYADH – Arab Saudi kecam dugaan ‘serangan sabotase’ terhadap dua kapal tanker minyak negaranya di Teluk Oman, Minggu. Negeri Petrodolar menggambarkannya sebagai ancaman terhadap keamanan pasokan minyak global.

Menurut kantor berita Saudi Press Agency (SPA) salah satu dari dua kapal itu sedang dalam perjalanan untuk dimuat dengan minyak mentah Arab Saudi dari pelabuhan Ras Tanura, untuk dikirim ke pelanggan perusahaan minyak milik negara Saudi Aramco di Amerika Serikat.

SPA tidak menyebutkan adanya korban atau tumpahan minyak. Tetapi diketahui ada “kerusakan signifikan pada struktur dua kapal.”

Pada Minggu 12 Mei 2019, Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan bahwa empat kapal kargo komersial menjadi sasaran serangan sabotase di lepas pantai timurnya. “Sabotase yang tampak itu terjadi di dekat perairan teritorial UEA di Teluk Oman, di sebelah timur emirat Fujairah,” kata Kementerian Luar Negeri dan Kerja sama Internasional UEA, Minggu.

Tidak jelas apakah kapal-kapal yang disebutkan oleh Arab Saudi dan UEA adalah bagian dari insiden yang sama. Kementerian UEA tidak menguraikan sabotase yang dituduhkan, atau menawarkan indikasi siapa yang mungkin bertanggung jawab, termasuk apakah itu dilakukan oleh individu atau kelompok atau negara yang lebih besar.

Ketegangan meningkat di kawasan kaya minyak dalam beberapa pekan terakhir di tengah penyebaran semakin banyak aset militer Amerika Serikat ke Timur Tengah karena memburuknya hubungan dengan Iran.

Pada hari Kamis, Administrasi Maritim AS mengeluarkan sebuah peringatan peringatan kapal-kapal pengiriman komersial bahwa Iran atau kaki tangannya dapat menargetkan kapal-kapal komersial dan infrastruktur produksi minyak. Kementerian UEA mengatakan pihak berwenang bekerja dengan badan-badan lokal dan internasional untuk menyelidiki insiden itu, yang digambarkan sebagai “perkembangan berbahaya.” Dikatakan tidak ada cedera atau kematian.

“Komunitas internasional perlu memikul tanggung jawabnya untuk mencegah pihak mana pun berusaha merusak keamanan dan keselamatan lalu lintas maritim,” kata Kementerian Luar Negeri UEA.

Menurut SPA, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan serangan itu merupakan upaya untuk “merusak kebebasan navigasi maritim, dan keamanan pasokan minyak ke konsumen di seluruh dunia.”

Laporan palsu

Insiden sabotase itu terjadi kurang dari 24 jam setelah Pemerintah UEA membantah laporan yang menuduh bahwa tujuh tanker minyak terlibat dalam ledakan di pelabuhan Fujairah pada Minggu 12 Mei pagi. Laporan palsu itu diutarakan pertama kali oleh saluran satelit Lebanon pro-Hizbollah Al-Mayadeen.

Fujairah terletak dekat dengan Selat Hormuz, jalur air yang strategis dan penting yang menghubungkan Teluk Persia ke Laut Arab. Administrasi Informasi Energi AS menyebut Selat Hormuz “wilayah transit minyak paling penting di dunia,” dengan sekitar 20 persen minyak yang diperdagangkan di seluruh dunia bergerak melalui saluran itu, yang lebarnya sekitar 30 mil pada titik tersempitnya.

Dalam sebuah pernyataan hari Minggu, Dewan Kerja sama Teluk mengutuk “operasi sabotase,” dengan Sekretaris Jenderal dewan Abdul Latif bin Rashid al-Zayani menyebut insiden itu sebagai “eskalasi berbahaya (yang) berbicara tentang niat jahat” dari siapa pun yang melakukan serangan.

“Sekretaris jenderal menyerukan kepada komunitas internasional dan organisasi maritim internasional untuk mempraktikkan politik dan keabsahannya untuk menghentikan semua pihak yang mencoba membahayakan keselamatan atau aliran maritim di bagian strategis ini ke dunia,” baca pernyataan itu.

“Tindakan tidak bertanggung jawab ini hanya menambah ketegangan dan konflik di wilayah itu dan membahayakan kepentingan rakyat mereka,” tegas pernyataan tersebut.

Editor
Selly
Sumber Berita
Medcom

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker