Paguyuban Koruptor Syari’ah (PKS)

Adalah kumpulan orang-orang yang secara institusi mereka terpelajar, karena kepiawaiannya mampu menjadikan pergerakan menjadi “lahan dakwah”, jargon inilah kemudian mereka gunakan sebagai tameng dalam propaganda pergerakan yg mereka lakukan, sehingga “masyarakat awam” terjebak dalam situasi alur berpikir yang diperankan.

Framming “kebersihan gerakan” ternyata tersimpan perencanaan yang masif untuk melakukan pensiasatan makar , makar bukan dalam wilayah sosial tetapi makar dalam wilayah anggaran dan pendanaan pergerakan; mereka menggunakan kode ayat al Quran untuk mengkorupsi anggaran negara, mereka menggunakan simbol agama untuk memanipulasi “syiasahnya” tidak hanya itu saja, mereka enggan berkoalisi dengan partai yang dianggap “akan” mengganggu keberlangsungan pergerakan mereka.

Terbukti ketika salah seorang  capres akan diajukan menjadi Capres, mereka tidak mau bersama dengan sebuah partai yang nyata-nyata menggunakan Islam sebagai platform gerakannya, bahkan mereka  menyatakan akan mundur, bila partai “tersebut” diikutsertakan.

Masya Allah bila mereka mundur maka capres tersebut tidak mungkin dapat dicalonkan. Karena partai tersebut tidak memiliki fraksi di parlemen, tidak mungkin bisa menjadi pengusung, tetapi hanya pendukung saja.

Itulah realitas politik yang ada, sehingga terbentuklah imej di masyarakat muslim Indonesia sa’at ini bahwa; ada sebuah pergerakan bawah tanah dan berhimpun dalam sebuah perhimpunan yang mereka namakan Paguyuban Koruptor Syari’ah (PKS).

Bila dilihat dari pola pergerakannya, mereka dapat dikategorikan pada genre “Politik Predator” yaitu politik pemangsa.

Para politikus predator masuk ke dunia politik dengan niat jahat berbungkus syari’ah. Mereka ingin bertindak seenaknya, demi memperkaya diri dan kelompoknya.

Mereka lakukan invasi ke seluruh kekuatan ormas Islam yang ada. Korbannya adalah kepentingan rakyat luas yang terus terjebak pada kemiskinan dan kebodohan.

Oleh: Eri Ridwan Latif (Er7)

Editor
Muhammad Saleh
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker