Marilah berhusnuzhon Terhadap Yusril Ihza Mahendra

 

Oleh:

Sudirman Timzar Zubil

Secara syar’i bergabung kebarisan lawan tidak diharamkan asal dengan niat dan tujuan untuk kepentingan agama dan ummat. Itu telah pernah dilakukan di masa Rasulullah SAW ketika perang khandak.

Sekarang perang yg terjadi bukan dalam bentuk phisik tetapi perang pemikiran, perang ideologi, perang ekonomi,  perang budaya, dlsb.

Di dalam peperangan, masuk ke barisan lawan (infiltrasi) adalah biasa. Tentu saja orang yg menyusup itu bukanlah pemimpin umum/imam. Tentu orang yg ditugaskan untuk itu haruslah orang yg tepat.

Geger YIM jadi pengacara petahana karena memosisikan YIM seolah – olah merupakan pemimpin umum/imam, padahal beliau hanyalah seorang tokoh diantara banyak tokoh ummat.

Di masa Rasulullah yang memberi izin atau menugaskan untuk infiltrasi adalah Rasulullah sendiri sebagai pemimpin umum/imam. Lalu siapa yg mengizinkan/menugaskan YIM bergabung ke barisan petahana ?

Sekarang ummat Islam belum punya pemimpin umum/imam bersama, yang ada barulah imam kelompok. Ormas,  partai,  dll. Oleh sebab itu tidak mungkin mereka (para imam kelompok) itu yang memberi izin/tugas kepada YIM.

Lalu siapa??? Jujur,  saya tidak mengetahui siapa yang mengizinkan/menugaskan YIM untuk menjadi Lawyer petahana. akan tetapi saya bersangka baik oleh karena :

Rekam jejak YIM selama masa lalu yg panjang begitu jelas komitmen dan integritasnya di dalam memperjuangkan kepentingan agama dam ummat Islam.

YIM bukanlah seorang bodoh. Beliau seorang Profesor, pakar hukum yg disegani,  mantan menteri,  dan berbagai atribut terhormat melekat pada beliau.

Karenanya amat tidak masuk akal,  YIM melakukan “terjun bebas untuk bunuh diri” dengan menjadi Lawyer petahana. Saya percaya ada inner cyrcle yg menggodok strategi dan memberi izin/tugas kepada YIM.

Atas dasar, antara lain hal-hal yg saya uraikan di atas saya menghimbau ikhwan semua untuk mau berhusnuzhon dengan mengamati langkah-langkah YIM ke depan.  Apakah beliau konsisten dengan pernyataannya bahwa beliau tidak akan membenarkan yg salah,  dan tidak akan menyalahkan yg benar.

Bila ternyata YIM tidak konsisten, barulah boleh membuat kesimpulan. Semoga bermanfaat, insya ALLAH SWT.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker