Buruknya Manajemen Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta
Abadikini.com, YOGYAKARTA – Sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta memiliki banyak museum. Namun tingkat kunjungan ke museum sangat kecil. Hal itum disebabkan karena sebagian manajemen museum di DIY sangat buruk. Selain kurang promosi dan pemasaran, dukungan dana operasional untuk pengembangan museum juga sangat kurang.
Pakar Pariwisata DR. Ayu Helene Cornelia mengungkapkan berdasarkan penelitian yang dilakukannya selama satu tahun ini, dari puluhan museum yang ada di Jogja sebagian besar museum mempunyai kunjungan dibawah 500 orang per hari. Melihat hal tersebut pihaknya kemudian melakukan eksperimen dengan mengadakan event insidental di museum dan terbukti mampu meningkatkan jumlah kunjungan ke museum
” Dengan dukungan event, kunjungan ke museum rata-rata bisa mencapai 1000 orang per hari. ” ujar Ayu kepada wartawan Rabu (14/11/2018)
Ayu Helena yang saat ini tercatat sebagai Pengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata Ampta Yogyakarta dan MMTC Yogya ini menyarankan agar para pengelola museum ini melakukan reformasi kebijakan dalam pengelolaan museum. Salah satunya adalah melakukan memperbaiki pelayananm meningkatkan promosi serta merekrut staff humas yang berpengalaman.
Selain itu di era cyber media ini, museum-museum tersebut juga perlu melakukan publikasi lewat media sosial dengan sangat intensif.
Dari pengamatannya ke sejumlah museum di Jogja, sekarang ini sebagian besar museum masih berfungsi sebagai t”gudang” penyimpang barang kuno. Bahkan ada beberapa museum yang belum memiliki panduan tertulis dan terencana untuk pemasaran. Karena belum ada panduan atau model pemasaran, maka kegiatan pemasaran yang dilakukan cenderung sporadis (tidak terarah) dan tidak terencana.
” Saya melihat perlu dilakukan perencanaan pemasaran lewat beberapa event, sehingga publik menjadi mengenalnya. Setelah mengenal, akan timbul niat untuk kembali berkunjung ke museum ” ujar Ayu
Selain itu, minimnya dukungan dana operasional serta rendahnya kualitas SDM dan serta kelengkapan infrastruktur pendukung juga menjadi faktor lain yang menjadikan tingkat kunjungan ke museum menjadi sangat kecil. Oleh karena itu, melalui penelitiannya ini Ayu memberikan sejumlah masukan agar tingat kunjungan museum-museum yang ada di Yogyakarta menjadi lebih baik. (Ak/ Sulistyawan )