Bela Jokowi, Benarkah Yusril tidak dibayar..?

Bela Jokowi, Benarkah Yusril tidak dibayar..?

Ketika Yusril memutuskan untuk membela  Capres Jokowi -Ma’ruf Amin, disebutkan bahwa dia tidak menerima bayaran karena jasanya mengadvokasi pasangan capres tersebut.

Mari kita tinjau faktanya :

1.Selama ini setiap advokat ketika diminta membela seorang, klien, pasti ada bayaran yang diterima oleh Advokat tersebut karena profesi dan jasanya yang biasanya wujud bayarannya  adalah Uang.

2.Yusril dikenal publik sebagai figur yang konsisten dengan sikap dan ucapannya,apa yang  diucapkan, pasti dilakukan.

3.Ketika Yusril terpilih menjadi Ketua Umum PBB, dia membawa beban untuk membawa PBB kembali memiliki wakil di senayan. Kepiawaian,strategi,taktik, jaringan,pengalaman serta ilmu dan pengetahuan seorang Yusril sungguh-sungguh diuji di ajang Pileg 2019.

4.Yusril adalah salah satu Pemimpin Umat yang diakui pengetahuan dan perjuangannya sejak muda hingga kini membela Umat Islam.

Menilik beberapa fakta diatas, timbul pertanyaan : Apakah ketika menerima tawaran membela Jokowi, seorang Yusril telah bergeser dari seorang Idealisme menjadi seorang pragmatis..?

Dari sudut pandang seorang Pemimpin Umat,pastilah Yusril menginginkan kondisi Ideal bagi umat Islam. Agama Islam tidak dilecehkan,hak-hak umat Islam  dalam bidang ekonomi dan juga politik tidak diberangus atau di jegal.

Dari sudut pandang seorang Ketua Umum Partai, kondisi idealnya adalah memiliki wakil di Senayan, Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Diatas semuanya, kepentingan bangsa dan negara tetap terjamin, tidak terjajah bangsa asing.

Bagaimana seorang Yusril mewujudkan itu semua..?  Yang paling realistis tentunya mendekat dengan kekuasaan.Seperti yang selalu Yusril ucapkan:”Segudang kepintaran tidak ada gunanya dibandingkan dengan segenggam kekuasaan”.

Disinilah idealis dan pragmatis Yusril berjalan beriringan.Kondisi ideal Umat Islam,PBB dan NKRI dibandingkan dengan keadaan sekarang terdapat gap yang besar.Inilah yang coba diperkecil gapbya, sehingga kondisi ideal dan kenyataan tidak terdapat perbedaan yang terlalu besar.

Penulis kira, inilah bayaran yang dinegosiasikan oleh Yusril : terpenuhinya hak-hak Umat Islam, NKRI dan PBB.

“Tidak ada makan siang gratis dalam politik “.

Oleh :Mohammad Novel Damopolii
(Departemen Opini dan Publik DPP Partai Bulan Bintang)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker