PWNU Jatim: Terlalu Mahal Gara-gara Pilpres Kita Pecah Belah

Abadikini.com, TRENGGALEK – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menginstruksikan seluruh masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan jelang Pilpres 2019 dan pemilu lainnya. Warga juga diminta waspada terhadap penyebaran kabar bohong atau hoax. 

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, mengatakan tahun politik menjadi saat yang paling rentan terhadap munculnya gesekan maupun pertentangan di antara masyarakat. Karena tidak menutup kemungkinan ada kontestan politik yang mencoba meraih simpati dengan cara kotor, seperti menyebar hoax hingga fitnah.

“Semua masyarakat harus jaga kondisi jaga situasi, terlalu mahal hanya gara-gara Pilpres kita terpecah belah,” kata Marzuki Mustamar, usai mengisi kegiatan zikir bersama di Kodim 0806 Trenggalek, Minggu (7/10/2018).

Pihaknya mengimbau seluruh lapisan masyrakat menghindari penyebaran ujaran kebencian, fitnah, kabar hoax maupun kalimat-kalimat yang dapat memicu perselisihan antar golongan satu dengan lainnya. Sikap toleran dan menghormati perbedaan pandangan politik harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. 

Menurutnya, pemanfaatan hoax dalam rangkaian Pemilihan Presiden maupun kontestasi politik lainnya tidak akan membawa kedamaian bagi masyarakat, kondisi tersebut justru akan menimbulkan kesalahpahaman dan permusuhan di antara pendukung. 

“Ketika orang yang menyebar hoax dan fitnah itu menang, dia kalaupun mau memimpin juga akan kesulitan. Karena lawan dalam jumlah besar yang kecewa dan punya kekuatan ngribeti juga. Lain kalau orang menang dengan fair dengan sportif, enak, bolo-boloan, begitu dia menang, lawan itu akan legowo,” ujar Marzuki. 

Institusinya memberikan keleluasaan kepada seluruh jamaah untuk menentukan pilihan dalam Pilpres 2018. Perbedaan polihan politik bagi kalangan masyarakat Jawa Timur khususnya jamaah NU dinilai merupakan hal sangat wajar dan tidak perlu dipertentangkan. 

“Yang mau nyoblos Jokowi monggo, yang mau nyoblos Prabowo juga monggo, yang penting jaga persatuan. Perkara masing-masing punya pilihan, misalkan saya sebagai kaum santri atau NU lebih sreg kepada sama-sama NU itu hak diam, demikian halnya ketika misalkan saya muslim modern pasnya bukan dengan fulan ini tapi dengan yang lain, ya monggo itu hak dia,” jelasnya.

Dia pun mengapresiasi kegiatan zikir bersama yang diinisasi oleh Kodim Trenggalek karena dapat mempersatukan berbagai elemen masyarakat untuk duduk bersama dalam kedamaian dan ketentraman. Pihaknya berharap kebersamaan yang terjalin antara aparat TNI, kepolisian, pemerintah maupun seluruh lapiran masyarakat tetap terjalin dengan baik.

Sumber: Detik.com

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker