Harga Bawang Terus Anjlok, Mahasiswi Anak Petani ini Protes

Abadikini.com, SOLOK – Harga bawang petani di Kabupaten Solok Sumatera Barat saat ini terus anjlok, menurun drastis. Hal itu menyebabkan banyak petani yang merugi.

Bagaimana orangtua kami mampu membayar uang kuliah kami jika harga bawang kami hanya berkisar Rp. 7 Ribu sampai Rp. 8 Ribu,” kata Nofia Delvina, mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahaputera Muhammad Yamin Solok, Senin (17/9/2018).

Kata Nofia, harga bawang petani sangat berbeda dengan modal usaha. Pupuk dan fungisida saja mahal, mau tidak mau harus beli. “Sayangnya, ketika panen harga bawang selalu anjlok,” papar Nofia.

Menurut dia, masyarakat di Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Kecamatan Danau Kembar dan sebagian kawasan di Kecamatan Lembang Jaya merupakan lokasi paling banyak ditemukan tanaman bawang. “Seharusnya, pemerintah turun gununv mengatasi anjloknya harga bawang sebab dulu Menteri Pertanian pernah berjanji didepan masyarakat akan membeli bawang petani Solok dengan harga Rp. 15 Ribu perkilogram,” ulas anak petani bawang dari bagian selatan Kabupaten Solok itu dengan nada kesal.

Lebih jauh ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Solok jemput bola dan menagih janji menteri pertanian itu. “DPRD Kabupaten Solok juga perlu mengawasi pemerintah daerah kabupaten solok, harusnya ketika pemerintah belum juga berbuat DPRD memanggil dan mempertanyakannya, selama ini pencitraan saja dan petani teraniaya,” ujar dia.

Dihubungi terpisah, anggota DPD RI perwakilan Sumbar H. Nofi Candra, SE mengatakan dirinya telah berkali-kali mengatakan kepada pemerintah pusat agar Alahan Panjang dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan status ekonomi khusus maka Alahan Panjang dan sekitarnya akan diberikan perangkat regulasi dan fiskal,” ulas NC.

Ia berharap pemerintah segera menindaklanjuti suara masyarakat dan petani bawang asal Solok tersebut. “Kalau tidak dikabulkan, kita desak pemerintah mencabut pernyataannya untuk menjadikan Solok sebagai sentra bawang. Ini perlu dilakukan agar pencitraan pemerintah tidak merugikan petani kita di Solok,” sebut Nofi Candra. (risko mardianto).

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker