Tragedi Kerusuhan dan Pembunuhan di Mako Brimob, Fadli Pertanyakan Posisi Ahok??

Abadikini.com, JAKARTA – Politisi Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon turut prihatin dan ucapkan belasungkawa atas tragedi kerusuhan, pembunuhan yang menelan korban jiwa di Mako Brimob Depok.

Fadli mengatakan, seharusnya peristiwa berdarah tersebut di dalam markas satuan elite Polri itu, bisa segera diselesaikan lebih cepat tanpa berlarut-larut.

Atas tewasnya lima personil polisi yang gugur dalam insiden tersebut, Fadli ucapkan turut berbelasungkawa.

“Saya turut berbelasungkawa atas gugurnya lima personel kepolisian kita dalam tragedi kerusuhan di rutan Mako Brimob. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” tulis Fadli di akun Twitternya, Kamis (10/5/2018).

“Insiden pembunuhan dan penyanderaan di rutan Mako Brimob, yang berjalan kurang lebih 36 jam, patut kita sesalkan bersama. Sebab, insiden ini terjadi di markas komando pasukan khusus Kepolisian Indonesia,” cuit Fadli.

Fadli pun menyoroti sistem pengamanan pemasyarakatan bagi napi di rutan di Mako Brimob, baik napi teroris maupun napi umum.

“Dulu Ahok ditempatkan di Rutan Mako Brimob karena dianggap aman, kini kenyataannya tak demikian. Masyarakat juga bertanya di mana sebenarnya posisi Ahok ketika insiden ini terjadi?. Perlu transparansi agar tak ada kecurigaan,” kata Fadli.

Menurut Fadli, sebaiknya semua napi yang sudah mendapatkan putusan pengadilan masuk lapas yang sudah tersedia, misalnya Lapas Cipinang atau Salemba.

Insiden di Rutan Mako Brimob, ditegaskan Fadli, harus menjadi refleksi penting bagi semua pihak.

Waketum Gerindra ini menilai, area rutan di Mako Brimob seharusnya memiliki tingkat pengamanan tinggi dan penjagaan yang super ketat.

“Ini pertama kali dalam sejarah Indonesia ada pembunuhan dan penyanderaan di lingkungan Mako Brimob sehingga tewas 5 personel Brimob,” sambungnya.

Insiden ini, menurutnya, jelas menandakan ada masalah. Karena itu, penyebab kerusuhan ini harus diselidiki secara serius.

Meski begitu, Fadli juga mengapresiasi keberhasilan Polri menangani situasi ini, apalagi sandera terakhir, Bripka Iwan Sarjana, bisa dibebaskan dalam kondisi selamat.

Namun, kata dia, ada beberapa catatan penting untuk dievaluasi. Kasus ini, menurutnya, jadi catatan hitam bagi Polri.

Fadli meminta insiden ini diselidiki penyebabnya secara serius. Dia berharap Polri dan jajarannya dapat lebih waspada agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Pertama, terkait transparansi informasi. Awalnya pihak Kepolisian menyatakan situasi terkendali. Setidaknya hingga Rabu pagi dinyatakan situasi sudah dapat ditangani. Namun ternyata hingga Kamis pagi, rutan Mako Brimob masih dikuasai tahanan bersenjata api laras panjang. Ketidaktransparanan ini sangat disesalkan,” kritik Fadli.

“Ironisnya, bahkan ada aparat yang masih disandera. Informasi ini pun awalnya tak jelas. Begitupun dengan kesimpangsiuran lima korban tewas dari aparat kita, yang terkesan ditutup-tutupi,” sambungnya.

Semestinya, lanjut Fadli, karena lokasi kejadian berada di Mako Brimob, penanganan situasi bisa lebih cepat.

“Ini menjadi catatan hitam bagi kepolisian, peristiwa serupa tak boleh terulang kembali,” tegasnya.

“Wajib diselidiki awal mula kejadian dan kronologinya. Jika ada kelalaian atau prosedur yang salah, perlu ada sanksi dan tindakan,” tutup Fadli. (rafael.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker