Kader Partai Bulan Bintang Aceh Utara Tinjau Abrasi Pantai Seunuddon

Abadikini.com, Aceh Utara – Kader Partai Bulan Bintang (PBB) Tgk Abdul Manan meninjau lokasi terdampak abrasi pantai di Desa Lhok Puuk Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Abrasi hebat yang terjadi sejak 2 tahun terakhir ini telah menyebabkan sedikitnya 50 meter garis pantai telah menjadi lautan. Pada saat kondisi air laut naik pasang, banjir rob kerap melanda pemukiman warga.

Dihimpun dari keterangan masyarakat menyebutkan penyebab abrasi di kawasan itu salah satunya diduga efek negatif dari proyek pembangunan tanggul pemecah ombak (break water) yang belum tuntas dikerjakan. Rencananya, tanggul itu sekaligus berfungsi sebagai muara sungai Lhok Puuk. Namun yang terjadi, mulut kuala justru menjadi dangkal dan air sungai merembes ke sisi tanggul.

Pada musim angin timur, kata masyarakat, air laut akan menghantam tanggul yang menjorok ke laut itu. Air laut yang menghantam tanggul kemudian bertemu dengan aliran air sungai dan memutar ketepian sekaligus menggerus pantai di sisi timur.

“Sejak tanggul itu selesai dibangun pada tahun 2016, tanah warung saya ini sudah digerus sekitar 30 meter. Jika tidak ditangani, dalam 2 tahun ini saya rasa akan diambil semua oleh air laut tempat usaha saya ini” tutur Rahman, pemilik sebuah kafe di lokasi wisata tersebut pada awak media, Sabtu (6/1/2018).

Berbeda dengan Rahman, nasib tempat pembenihan udang milik Mukhtar lebih tragis lagi. Di lokasi itu, masih terlihat bekas kolam pendederan bibit udang yang ambruk disapu gelombang pasang.

“Saya tidak dapat memperkirakan berapa kerugian. Tapi yang pasti, sekitar 50 meter tanah di belakang tempat usaha saya ini sudah menjadi lautan” ujar Mukhtar yang didampingi Keuchik Lhok Puuk, Cut Ali.

Hal yang sama juga berdampak pada lokasi nelayan menambatkan boat. Bahkan di titik ini, jarak antara pantai yang dikikis abrasi dengan badan jalan hanya menyisakan 10 meter saja.

“Jika air laut naik pasang, badan jalan hingga tambak udang masyarakat akan tergenang air laut. Boat nelayan ini harus ditambatkan ke seberang jalan sana agar tidak hanyut. Kami berharap pemerintah mengambil langkah cepat menangani abrasi pantai dengan membangun tanggul pengaman pantai yang panjangnya mencapai 1,7 kilometer” ungkap Keuchik Lhok Puuk.

Menanggapi persoalan ini, Tgk Manan berharap pemerintah tidak mengabaikan keluhan masyarakat. “Lokasi ini tempat masyarakat profesi nelayan, petani tambak dan pengelola tempat wisata berkegiatan ekonomi. Jika tidak dibangun tanggul pengaman, mereka akan kehilangan mata pencarian” papar Tgk Manan.

Ia merasa heran dengan fungsi proyek pemecah ombak yang disebut berasal dari anggaran APBA multiyears itu yang justru menjadi biang keladi. Disinyalir proyek puluhan milyaran rupiah tersebut tidak berfungsi karena belum selesai dikerjakan atau perencanaan yang tidak matang.

“Menurut masyarakat salah satu penyebab abrasi merupakan efek dari pembangunan proyek pemecah ombak. Katanya mulut kuala itu dangkal dan air sungai tidak mengalir di jalur seharusnya. Saya pikir seharusnya dinas teknis dalam menyusun DED (detail engineering design) harus memperhatikan kondisi daerah dari segala aspek. Agar jangan sampai proyek dengan anggaran sangat besar itu justru merugikan masyarakat lainnya” ucap Ketua Majelis Pertimbangan Cabang PBB Aceh Utara ini. (ak/Hidayat)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker