Politisi PBB Pamekasan, Suli Faris: Nusron Hebat Berani Hina Rosulullah

abadikini.com – PAMEKASAN – Politisi Partai Buan Bintang (PBB) yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Madura Jawa Timur Suli Faris menyatakan, Nusron Wahid termasuk orang yang hebat karena mampu membuat gaduh umat Islam melalui pernyataanya yang berani menghina Rasulullah di acara Indonesia Lower Club (ILC) di TV One selasa (11/10/2016).

“Hebat…!, tapi sebagai muslim saya merasa sangat kecewa atas statment saudara Nusron Wahid pada acara ILC di TV one yang hanya karena ingin mendukung Ahok pada pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan datang saudara Nusron Wahid berani menghina Rasulullah dan menghina para ahli tafsir dan para ulama,” kata Suli Falis.

Melalui akun facebooknya Rabu (12/10/2016), politisi Partai Bulan Bintang (PBB) Pamekasan ini menjelaskan, Nusron Wahid di ILC itu mengatakan tidak ada seorangpun di dunia ini yang berhak menafsirkan ayat-ayat dalam Alquran karena sesungguhnya yang tahu terhadap tafsir dan takwil dari ayat ayat dalam Alquran hanyalah Allah SWT.

Seperti halnya puisi dan sastra karangan Taufiq Ismail yang tahu atas tafsir dan maksud dari puisi dan sastra yang ditulis oleh Taufiq Ismail hanyalah Taufiq Ismail, orang lain tidak akan tahu dan tidak mungkin tahu.

Pernyataan Yusron tersebut, kata Suli, sungguh membuat gaduh umat Islam, karena komentar Nusron Wahid yang menyebutkan “tidak seorangpun yang berhak menafsirkan ayat Alquran sama halnya dengan menafikan keberadaan ribuan Hadist Nabi karena salah satu kedudukan dan fungsi dari Hadist Nabi adalah merupakan tafsir dari Alquran.

“Kalau mengikuti analogi saudara Nusron Wahid maka Nabipun tidak berhak menafsirkan ayat Alquran karena menurutnya hanya Allah yang tahu tentang tafsir dan takwil dari ayat-ayat Alquran. Padahal, tidak mungkin Allah menafsirkan kalam sendiri,” katanya, menambahkan.

Umat Islam seluruh dunia sudah sepakat ayat-ayat Alquran yang “muhkam” atau yang sudah jelas makna dan maksudnya memang tidak perlu tafsir, tapi ayat-ayat yang bersifat ‘mutasyabbihat’ umat Islam sepakat memerlukan tafsir karena itulah muncul tafsir-tafsir Alquran.

“Bagaimana ayat mutasyabbihat itu bisa dilaksanakan kalau tidak ada tafsir? Tentu akan sangat sulit diterapkan dan untuk apa para ahli tafsir mengarang kitab-kitab tafsir kalau tidak ada yang berhak menafsirkan Alquran,” ucap Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) mempertanyakan.

Dan untuk apa para ulama para kiai mengajarkan ilmu tafsir kepada santri-santrinya kalau ilmu tafsir tidak diperlukan? Kalimat Allahu a’lamu bi muradihi dalam kitab-kitab tafsir adalah sebagai ungkapan kehati-hatian dari ahli tafsir sekiranya dalam tafsirnya terdapat kesalahan dan terdapat perbedaan cara pandang antara para ahli tafsir,” lanjut Suli.

Politikus Partai Bulan Bintang (PBB) ini juga menyoroti Nusron Wahid karena menurutnya telah menempatkan kostitusi Pancasila dan Undang-Undang Dasar diatas hukum Allah atau hukum agama. (sp.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker