Menlu Retno : 4 target Politik Luar Negeri 2015 Tercapai

abadikini.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri RI berhasil mencapai 4 target yang diprioritaskan dalam Program Politik Luar Negeri (Polugri), yang ditetapkan tahun lalu. Hal ini disampaikan Retno dalam Pernyataan Pers Tahunan di Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Empat target Polugri yang berhasil di capai adalah program menjaga kedaulatan Indonesia, melindungi warga negara Indonesia/badan hukum Indonesia (WNI/BHI) di luar negeri, diplomasi ekonomi, serta meningkatkan peran Indonesia di kawasan dan dunia Internasional.

Menurut Retno, di 2015, Polugri Indonesia diarahkan pada upaya percepatan penyelesaian batas wilayah Indonesia secara damai. Karena terdapat 25 pertemuan batas wilayah dengan rincian 9 perundingan batas maritim dengan 6 negara dan 16 perundingan batas darat dengan 3 negara.

“Oleh karenanya terdapat keperluan untuk menyelesaikan batas-batas wilayah,” ungkap Retno.

Sementara itu, untuk mempercepat proses perundingan dengan Malaysia, perwakilan dari Indonesia dan Malaysia telah menunjuk utusan khusus untuk menyelesaikan batas wilayah maritim kedua negara.

Retno menyebutkam, pada 2015 telah dilakukan proses ratifikasi untuk dua perjanjian perbatasan, yaitu perjanjian Indonesia-Filipina mengenai Delimitasi Exclusive Economic Zone dan perjanjian Indonesia-Singapura mengenai Delimitation of the Territorial Seas in The Eastern Part of The Straits of Singapore.

Saat membicarakan masalah perlindungan WNI di luar negeri, Kemenlu RI memfokuskan pada dua hal yakni pembangunan sistem yang sangat diperlukan bagi kemajuan yang berkelanjutan dan memberikan respons cepat terhadap permasalahan yang muncul.

Lanjut Retno, dalam hal ini Kemenlu sudah melalukan beberapa upaya mulai dari program pesan teks singkat (sms) Blasts sehingga memberikan kenyamanan bagi WNI berpergian ke luar negeri, dan pembangunan data WNI di luar negeri yang sudah terintegrasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI ) serta akan terintegrasi dengan data Kementerian Hukum dan HAM, ditambah lagi dengan pengadaan hotline 24 jam di setiap perwakilan RI di luar negeri.

Disamping itu, 62% dari 11.242 kasus WNI di luar negeri sepanjang 2015 berhasil diselesaikan, sementara sisanya masih terkendala kompleksitas penanganan kasus di wilayah konflik.

Sebanyak 4.830 WNI dan 177 warga negara asing (WNA) juga berhasil dievakuasi dari wilayah konflik dan bencana. Dengan perincian 2.393 WNI dan 173 WNA dievakuasi dari Yaman, 2.214 WNI dievakuasi dari Suriah, 199 WNI dievakuasi dari Libya, serta 24 WNI dan 4 WNA dievakuasi dari Nepal. Selain itu 94.529 WNI/TKI telah dipulangkan.

“Jika seluruh aktivitas perlindungan WNI dijumlahkan maka jumlah WNI yang tertangani adalah 109.382 orang,” tutur Retno.

Menlu Retno melaporkan, sepanjang 2015, pihaknya telah berusaha keras dalam mengkomunikasikan kepentingan ekonomi RI dengan negara lain supaya dapat membuka gerbang negara untuk investasi asing dan meningkatkan kompetensi nasional.

“Indonesia adalah negara yang memiliki ekonomi terbuka. Ekonomi terbuka juga harus dibarengi dengan daya saing ekonomi,” ujar Retno.

Upaya Indonesia, lanjut dia, adalah dengan peluncuran 8 paket ekonomi. Hal tersebut dinilai berguna menjadikan negara ini lebih kompetitif menjalankan roda perekonomian. Pemerintah sendiri disebut Retno telah aktif mendorong ekspor, menarik pemodalan dari asing dan mempromosikan pariwisata dalam negeri.

Retno menambahkan, Polugri Indonesia juga telah dilakukan secara aktif, responsif, dan kontributif untuk meningkatkan peran Indonesia di kawasan dan dunia Internasional. (udin.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker