Polresta Pekanbaru Minta Maaf Atas Penganiayaan Terhadap Wartawan

Abadikini.com, PEKANBARU – Kepolisian Resort Kota Pekanbaru menyampaikan permohonan maaf atas penganiayaan  yang dilakukan personel unit Sabhara kepada wartawan Zuhdi Febrianto di lokasi Kongres Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) XXIX di Gelanggang Olahraga Remaja, Sabtu (5/12/2015).

“Zuhdi kita minta maaf, nanti segala biaya pengobatan akan ditanggung,” kata Wakapolres Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono saat menjenguk korban yang dirawat di Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.

Dia mengatakan insiden pemukulan kepada wartawan itu terjadi karena anggotanya tengah dalam kondisi keletihan yang cukup berat karena belum tidur sejak Jumat malam (4/12), dalam mengamankan Kongres HMI. Alasan ini mungkin saja memicu kepolisian kehilangan sedikit kendali.

“Itu mereka tidak tidur dari kemarin malam. 12 hari ini (masa kongres HMI) memang melelahkan,” kata Sugeng.

Lanjut Sugeng meskipun begitu, hal itu tetap tidak bisa dijadikan pembenaran apabila memang aksi pemukulan itu benar adanya. Karena hal ini tentunya juga merugikan citra kepolisian terlebih lagi beberapa hari yang lalu baru kejadian juga polisi menyerang Satpol PP.

“Tapi ini perlu dilihat bukan institusinya, tapi oknum-oknum yang berbuat,” katanya.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi dari media korban bekerja, Fachrur Rodzi mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu kesembuhan dari Zuhdi. Dia mengatakan pihaknya sebagai warga negara yang mempunyai hak hukum akan melaporkan penganiayaan ini kepada pihak kepolisian.

“Semoga dua tiga hari sembuh, jika bisa Hari Senin (7/12) akan kita laporkan ke Polda Riau,” kata Fachrur Rodzi.

Lebih lanjut Fachrur Rodzi mengatakan bahwa pihaknya mempunyai bukti visual dan mudah-mudahan bisa membantu pihak kepolisian dalam menemukan pelakunya. Pihaknya juga menggandeng Lembaga Bantuan Hukum Pers untuk disampaikan menurut proses hukum yang berlaku.

Fachrur Rodzi yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen Pekanbaru ini menilai tindakan kepolisian tersebut sebagai tingkah laku bar-bar. Hal itu terlihat dimana hanya satu wartawan dipukul oleh puluhan polisi sangat brutal.

Zuhdi Febrianto menjadi korban amukan puluhan polisi di lokasi Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ke-29 di Kota Pekanbaru, Riau. Kejadiannya bermula ketika para korban bersama wartawan lainnya meliput saat sejumlah personel polisi dari Polresta Pekanbaru mengamankan seorang pria di GOR Remaja, tempat kongres HMI berlangsung. Wartawan mengambil gambar dengan mengikuti polisi yang menyeret orang tersebut hingga di depan pintu gerbang GOR.

Sejumlah personel polisi ternyata tidak senang kejadian itu diliput oleh awak media. Seseorang polisi kemudian berteriak-teriak dan sambil mendorong pagar yang mengenai kepala Zuhdi.

Zuhdi, yang merupakan wartawan siber Riauonline.com mencoba membela diri sambil menunjukkan kartu persnya. Namun, teriakan itu tidak diindahkan oleh polisi, bahkan malah semakin berujung kepada kekerasan. Beberapa polisi justru menganiaya Zuhdi hingga terseret beberapa meter karena mendapat pukulan, tendangan, hingga tamparan rotan ke kepalanya hingga dia jatuh dan tak sadarkan diri. (andi.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker