Salamuddin, Ekonomi Tahun 2016 Tidak Lebih Baik Dari 2015

abadikini.com, Jakarta –  Pengamat ekonomi Salamuddin Daeng mengatakan ekonomi tahun 2016 tidak lebih baik dari 2015, hal tersebut di ungkapkan pada acara Dikusi Ekonomi mengenai Kebijakan APBN 2016 yang diselenggarakan oleh DPP PBB di markas besar Jakarta,  Sabtu (24/10/2015.)

Acara tersebut dihadiri oleh ketua Majelis Syuro, DR. H. MS. Kaban, M.Si, dan seluruh fungsionaris Partai Bulan Bintang yang di moderatori oleh Ketua Bidang Politik dan Penbagunan Daerah DPP PBB Ferdiansyah Noor.

Dalam paparannya Salamuddin mengatakan kondisi APBN saat ini sangat  memberatkan bagi peningkatan perekonomian karena dalam APBN 2016 tidak memasukkan anggaran untuk mengantisipasi  turunnya harga komoditi seperti CPO dan Karet malah  menganggarkan mega proyek yang tidak berhubungan dengan daya beli masyarakat.

Salamuddin juga  mengatakan bahwa  ekonomi saat ini berhadapan pada keadaan ekonomi yang seraba sulit, daya beli masyarakat jatuh pada saat yang sama inflasi naik. Inflasi tinggi karena naiknya harga bahan baku, harga sembako dan turunya harga komoditi.

“Akhir akhir ini sering mengamati ekonomi saat ini , berhadapan kepada keadaan ekonomi yang seraba sulit, daya beli masyarakat jatuh padahal yang sama inflasi naik, bisa dikatakan keadaan yang sangat ekstrim, sederhana tapi sulit untuk dikendalikan,” kata Salamuddin.

Untuk membangun perekonomian kita saat ini  kata Salamuddin, Pemerintah dalam  berikan data mengenai kondisi  ekonomi bukan memakai data sebenarnya melainkan data pembenara.

“Sedangkan pemerintah melihat ekonomi kita sebagai pembenaran bukan kebenaran.” katanya

Target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen dan inflasi 4,7 peren dasarnya apa, sekarang saja Inflasi 7,1, dengan nilai tukar 13.700/US dollar suku bunga bank 7,5 persen.

Lanjut Salamuddin dengan apa kita membangun lagi ekonomi kita, andalan kita minyak, sedangkan harga minyak dunia turun sampai 50 dollar/barel. Harga minyak yang rendah sangat membahayakan kita,  dari penerimaan minyak sudah kalah dari cukai tembakau yang mencapai 155 T,  sedangkan minyak hanya 84 T.  Jika asumsi harnga minyak dunia 60 dollar/barrel baru bisa menolong ekonomi kita.

“Sekarang birokrasinya sulit sekali, dana desa saja  juga sulit  untuk direalisasikannya. Seluruh mega proyek ini ada di APBN, target pengeluaran juga sangat ambisius. Penyertaan modal BUMN dalam pelaksanaan menga proyek  itu sangat erat kaitannya dengan  penambahan utang yang berakibat BUMN sebagi jaminan untuk menarik minat investor.” Ujar Salamuddin. (saleh.ak)

 

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker