Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi, Tapi Pemkot Surabaya dan Provinsi Masih Berseteru

Abadikini.com, SURABAYA – Ditengah masih meningginya kasus positif virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa Timur Pemerintah Kota Surabaya malah kembali melemparkan isu ketidakberesan kinerja Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur.

Pemkot Surabaya menuding bahwa di balik masih tingginya angka kasus Covid-19 di Kota Pahlawan kerena data jumlah yang diloprkan Provinsi salah. Gugas Tugas Kota Surabaya menyebut bisa jadi 50 persen data kasus corona Surabaya yang dirilis Gugas Jatim sebetulnya dari luar kota.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, tracing atau pelacakan confirm Covid-19 dilakukan oleh petugas puskesmas di masing-masing wilayahnya. Hal itu untuk memastikan apakah benar data yang ia terima dari Gugus Tugas Provinsi Jatim tersebut valid dan faktual.

“Jadi pernah saya dapat angka 280 confirm dari provinsi, itu setelah kita teliti ternyata hanya 100. Setelah kita cek lihat (lapangan) ternyata (sisanya) itu bukan orang Surabaya. Sudah ditelusuri oleh puskesmas orangnya tidak ada di tempat (alamat) itu,” kata Febria Rachmanita dalam keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Rabu (17/6/2020) malam.

Selain itu, Febria Rachmanita juga menyatakan bahwa beberapa hari terakhir data confirm Covid-19 warga Surabaya yang diterimanya dari Gugus Tugas Provinsi Jatim setelah tracing ternyata tidak sesuai fakta di lapangan. Misalnya, kata dia, pada tanggal 14 Juni 2020, data yang diterima sebanyak 180 kasus confirm warga Surabaya, namun setelah dicek di lapangan hanya 80 orang.

Lanjut Febria Rachmanita, kemudian pada tanggal 15 Juni 2020, data confirm yang diterima 280 orang, dan setelah dicek hanya 100. Lalu pada tanggal 16 Juni 2020, pihaknya menerima data 149 kasus terkonfirmasi warga Surabaya dan setelah dicek ternyata hanya ada 64 orang.

“Kita lakukan pengecekan. Begitu kita dapat data dari provinsi, puskesmas akan mencari apakah benar orangnya ada di situ, apakah benar orang itu tinggal di situ, apakah benar alamat itu ada,” ujarnya.

Menurut Febria Rachmanita, adanya perbedaan data antara Gugus Tugas Provinsi Jatim dan kota karena ada nama maupun alamat yang ganda. Bahkan, tegas Febria Rachmanita, ada pula data yang setelah di-tracing ternyata orang itu sudah tidak tinggal di Surabaya, meski masih menggunakan KTP Surabaya.

“Ada juga dia pakai alamat KTP saudaranya di Surabaya, padahal orangnya tinggalnya di luar kota. Dia ke sini (Surabaya) berobat pakai alamat kakaknya dan itu sering terjadi,” ungkap Febria Rachmanita.

Meski data confirm Covid-19 Gugus Tugas Provinsi Jatim dan Surabaya tidak sinkron, namun Febria Rachmanita menyatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja keras untuk menangani dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Kita kerja sesuai dengan tupoksi dan kita terus menangani Covid-19 dengan kerja keras. Tidak hanya rumah sakit, warga masyarakatnya pun membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo,” tegasnya.

Febria Rachmanita menambahkan, ke depan pihaknya akan terus memasifkan tracing serta tes massal, baik rapid test maupun swab. Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah ada penambahan kasus terkonfirmasi atau tidak.

“Belum tentu yang sedikit (confirm) itu di luar tidak ada kasus. Tapi kalau memang tidak melakukan pemeriksaan bagaimana bisa tahu,” pungkas Febria Rachmanita.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono mengatakan bahwa Gugas Covid-19 Jatim tidak mungkin mengumumkan data corona yang tidak didasarkan pada kondisi senyatanya di lapangan.

“Data itu diolah oleh pakar. Jadi tidak mungkin (seperti tudingan Pemkot Surabaya),” ujarnya.

Selain dari dari hasil laporan dari Dinas Kesehatan daerah setempat, tim Gugas Covid Jatim juga melakukan penelusuran sendiri ke lapangan untuk memastikan.

“Pandemi ini tanggung jawab kita semua, tidak mungkin mengeluarkan data yang tidak sesuai dengan lapangan. Itu berdosa,” tegas Heru Tjahjono.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker