4 Catatan Sejarah Ketika Indonesia Mengikuti Piala Dunia
Abadikini.com, JAKARTA – The Dutch East Indies yang kita kenal sebagai Hindia Belanda, yang kini adalah cikal bakal timnas Indonesia, menjadi pelopor pertama keikutsertaan negara Asia di pentas Piala Dunia Perancis 1938.
Para pemain dari Hindia Belanda yang terdiri dari pemain Belanda dan orang Indonesia harus menempuh perjalanan berminggu-minggu sebelum akhirnya sampai ke Perancis. Berikut beberapa fakta unik mengenai turnamen Piala Dunia Prancis 1938.
1. Dibayangi suasana perang
Penyelenggaraan turnamen ini dibayang-bayangi suasana perang yang meletus satu tahun kemudian. Akibatnya, beberapa negara tidak bisa mengikuti turnamen ini. Antara lain Austria yang diserang oleh Jerman. Hal ini membuat lawannya Swedia langsung melenggang ke babak perempat final.
Sementara itu Jepang tidak mengikuti turnamen ini dengan alasan perjalanan yang membutuhkan waktu lama.
Dengan demikian, Hindia Belanda yang saat itu dijadwalkan melakukan babak play off melawan Jepang bisa melenggang ke Prancis tanpa mengeluarkan keringat.
2. Sistem pertandingan
Turnamen kali ini menggunakan sistem gugur yang diikuti oleh 16 negara dari empat konfederasi yaitu Asia (Diwakili oleh Hindia Belanda), Eropa (12 negara), Amerika Utara, Tengah dan Karibia (Kuba) dan Amerika Latin (Brasil).
Untuk pertama kali, FIFA juga memperkenalkan sistem bahwa tuan rumah dan juara bertahan tidak perlu mengikuti babak kualifikasi, yang berlaku sampai saat ini.
3. Dualisme antara NIVU dan PSSI
Saat itu terdapat dua organisasi yang menaungi para pemain sepak bola di Hindia Belanda. Yaitu Nederlandcshe Indische Voetbal Unie (NIVU) dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI).
PSSI yang didirikan pada tahun 1930, saat itu dipimpin oleh Soeratin Sosrosugondo menginginkan agar dilakukan pertandingan antara NIVU dan PSSI untuk menentukan siapa yang berhak mewakili Hindia Belanda dalam turnamen tersebut.
Namun rupanya NIVU ‘agak khawatir’ dengan keganasan tim PSSI. Sehingga melanggar perjanjian yang pernah dibuat di antara kedua federasi ini, demikian dilansir dari FourFourTwo.
Akibatnya, PSSI tidak mengirimkan pemainnya ke ajang ini. Meskipun di tubuh NIVU sendiri mayoritas pemainnya dihuni oleh orang Indonesia dari berbagai suku.
Antara lain kiper Bing Mo Heng, Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, dan kapten tim Nawir.
4. Jalannya laga
Team Hindia Belanda harus mengakui keunggulan Hongaria dengan skor 6-0 (4-0) dalam laga yang berlangsung di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Perancis yang memiliki kapasitas 9 ribu penonton.
Postur tubuh yang pendek dengan rata-rata tinggi 160 cm menjadi kendala menghadapi skuat Hongaria ini. Namun lini serang Hindia Belanda ini mendapatkan pujian seperti ditulis oleh koran Prancis L’Equipe, edisi 6 Juni 1938.
Gaya menggiring bola pemain depan Tim Hindia Belanda, sungguh brilian. Tapi pemain belakangnya, lemah dalam penjagaan, serta sering terlambat menjegal lawannya.
Karena menggunakan sistem gugur, kekalahan ini sekaligus menamatkan perjalanan Hindia Belanda di ajang kali ini. Demikian juga halnya Belanda yang tersingkir di babak pertama setelah kalah dari Cekoslowakia dengan skor 3-0.
Hongaria akhirnya berhasil mencapai babak final. Namun dikalahkan oleh Italia dengan skor 4-1. Sementara Brasil menempati peringkat ketiga.
Ini menjadi catatan manis bahwa ada pemain Indonesia yang pernah mencicipi Piala Dunia, sesuatu yang tidak pernah dirasakan lagi sampai saat ini.
