Survei LSI Denny JA: Soeharto Menjadi Presiden RI Paling Disukai Publik 29,0%
Abadikini.com, JAKARTA – Hasil survei nasional terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan fenomena menarik dalam memori kolektif bangsa, di mana Presiden ke-2 RI Soeharto menempati posisi teratas sebagai presiden yang paling disukai publik dibandingkan seluruh presiden yang sudah selesai menjabat.
Survei yang dilakukan pada Oktober 2025 dengan metode tatap muka terhadap 1.200 responden ini mencatat tingkat kesukaan Soeharto mencapai 29,0 persen. Angka ini mengungguli Presiden Joko Widodo (26,6 persen) dan Soekarno (15,1 persen).
Pendiri LSI Denny JA, Denny JA, mengaitkan hasil ini dengan konsep psikologis rosy retrospection bias, atau yang ia sebut sebagai “kacamata merah muda”.
“Seiring waktu, yang pahit memudar, yang manis bertahan. Bangsa ini tampaknya juga mengenakan kacamata merah muda ketika menilai Pak Harto,” kata Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/11/2025).
Menurut Denny, aspek-aspek negatif seperti rezim otoriter mulai terlupakan, sementara kenangan tentang keteraturan, harga yang stabil, dan pembangunan desa justru semakin menguat dalam ingatan kolektif.
Tiga Faktor Utama Simpati Publik terhadap Soeharto
LSI Denny JA mencatat tiga faktor utama yang mendongkrak simpati publik terhadap Soeharto:
Ingatan Konkret dan Nyata: Infrastruktur dan program pembangunan nyata (sekolah, irigasi, pasar) yang dibangun pada masa Soeharto masih dapat dirasakan hingga kini.
Citra Paternal dan Stabilitas: Soeharto dianggap sebagai sosok ayah bangsa; tegas, protektif, dan efektif, yang menimbulkan rasa aman di tengah dinamika modern.
Keteraturan Ekonomi dan Sosial: Publik merindukan masa ketika harga terasa stabil dan kehidupan lebih tertata, menjadikan ingatan tentang keteraturan sebagai “selimut emosional.”
Menanggapi wacana gelar Pahlawan Nasional, Denny JA menegaskan bahwa pengakuan atas jasa Soeharto harus disertai pembacaan sejarah yang utuh, yang juga mencatat sisi gelapnya, seperti represi politik dan praktik KKN.
Persepsi Emosional Bangsa atau Tingkat Kesukaan Presiden Indoneia.
Soeharto 29,0%, Joko Widodo 26,6%, Soekarno 15,1%, Susilo Bambang Yudhoyono 14,2%, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 5,0%, B.J. Habibie 5,0% dan Megawati Soekarnoputri 1,2%.

