Asa Belum Padam: Timnas Indonesia Masih Punya Jalan ke Piala Dunia 2026

Abadikini.com, JAKARTA – Harapan Timnas Indonesia belum benar-benar padam. Meski harus menelan kekalahan tipis 2–3 dari Arab Saudi di Stadion King Abdullah, Jeddah, Kamis (9/10) dini hari WIB, peluang menuju Piala Dunia 2026 masih terbuka walau tipis dan berliku.
Kekalahan ini membuat langkah pasukan Patrick Kluivert semakin berat, namun belum tamat. Hitung-hitungan di klasemen masih memberi ruang bagi Garuda untuk melangkah, asalkan mampu menuntaskan dua laga tersisa
dengan sempurna. Grup B kini menjadi medan hidup-mati bagi tiga tim: Indonesia, Irak, dan Arab Saudi.
Dua Syarat Hidup atau Mati
1. Menaklukkan Irak dengan Selisih Minimal Dua Gol
Laga melawan Irak di Stadion King Abdullah, Sabtu (11/10) malam waktu setempat, akan menjadi partai yang menentukan arah sejarah.
Indonesia tak hanya harus menang, tapi menang besar.
Selisih dua gol menjadi batas minimal untuk memperbaiki rasio gol yang saat ini masih negatif. Kemenangan dengan skor meyakinkan akan membuka peluang Garuda untuk memimpin klasemen dan mengunci tiket ke babak kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
2. Irak Harus Menang Tipis atas Arab Saudi
Skenario terbaik bagi Indonesia akan terjadi jika Irak menang tipis—selisih satu gol saja—atas Arab Saudi pada laga pamungkas Grup B, 14 Oktober mendatang.
Dengan hasil itu, ketiga tim akan memiliki poin sama, namun Indonesia bisa keluar sebagai juara grup berkat keunggulan selisih gol.
Sebaliknya, jika Irak menang terlalu besar, posisi Garuda akan goyah dan bergantung pada selisih gol akhir yang sulit ditebak. Karena itu, kemenangan besar atas Irak menjadi satu-satunya cara untuk menjaga margin aman.
Meski jalan menuju Piala Dunia tampak menanjak, semangat Merah Putih belum luntur.
Patrick Kluivert dan anak asuhnya tahu, sejarah tak pernah ditulis di jalan yang mudah.
Jika skenario ini berjalan sempurna, Indonesia akan mencatat tonggak baru:
menjadi negara Asia Tenggara pertama yang lolos langsung ke Piala Dunia 2026 tanpa jalur playoff.
Dari Jeddah, mimpi itu masih berkibar—tak sebesar dulu, tapi cukup terang untuk jadi suluh perjuangan terakhir Garuda.