Sindiran Pedas Putin: Amerika Teriak Sanksi, Tapi Diam-Diam Impor Uranium Rusia

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan sindiran keras terhadap kebijakan sepihak Donald Trump yang dinilai penuh standar ganda. Dalam Forum Valdai di Sochi, Kamis (2/10/2025), Putin menyoroti paradoks Amerika Serikat (AS) yang terus menyerang negara lain karena berdagang dengan Rusia, tetapi pada saat yang sama tetap mengandalkan impor energi dari Moskow.
“AS adalah salah satu pengguna energi nuklir terbesar di dunia. Untuk itu mereka membutuhkan pasokan bahan bakar dalam jumlah besar. Dan faktanya, Rusia masih menjadi pemasok uranium utama bagi pasar AS,” ujar Putin.
Data menunjukkan sepanjang 2025 Rusia meraup sekitar US$ 1,2 miliar dari penjualan uranium ke Negeri Paman Sam, naik signifikan dibanding tahun lalu yang hanya US$ 800 juta. Pangsa Rusia di pasar uranium AS mencapai seperempat dari total kebutuhan.
Kontrasnya, Trump justru gencar menekan India dengan tarif impor yang dilipatgandakan hingga 50% pada Agustus lalu. Dalihnya: India tetap membeli minyak Rusia yang disebut Washington sebagai sumber pendanaan perang di Ukraina. Namun kenyataannya, pembeli terbesar minyak Rusia justru adalah China—bukan India.
Putin menyebut langkah Trump sebagai bentuk kemunafikan. Sebab, selain uranium, AS juga masih mengimpor bahan kimia, pupuk, hingga paladium dari Rusia untuk kebutuhan industri kendaraan listrik. Sementara negara-negara Eropa pun masih mencatatkan perdagangan bernilai puluhan miliar dolar dengan Moskow.
“Amerika selalu mendorong sekutunya berhenti membeli energi dari Rusia. Tapi mereka sendiri tidak bisa lepas dari ketergantungan itu,” sindir Putin.
Statemen Putin sejalan dengan pernyataan India beberapa waktu lalu yang menuding Barat hanya memainkan standar ganda. Tahun lalu, Uni Eropa tercatat melakukan perdagangan senilai US$ 68 miliar dengan Rusia, meski di saat yang sama menekan negara lain agar mengurangi hubungan dagang.