Pengamat Nilai Tim Transformasi Polri Bukti Kapolri Terbuka pada Masukan Publik

Abadikini.com, JAKARTA – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dinilai membutuhkan perbaikan menyeluruh pasca-aksi demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus hingga awal September 2025. Menanggapi kebutuhan ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Tim Transformasi Polri.
Pendiri Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens, menilai pembentukan tim ini sebagai bukti bahwa Kapolri tidak menutup diri terhadap masukan dan kritik.
“Kapolri sudah menegaskan, tim ini tidak hanya bekerja berdasarkan arahan internal atau Komite Reformasi Polri (yang dibentuk Presiden Prabowo), tetapi juga membuka diri terhadap kritik, saran, dan masukan dari masyarakat sipil serta pakar independen. Ini langkah maju dalam demokratisasi kelembagaan,” kata Boni dalam keterangan tertulis, Senin (29/9/2025).
Hubungan Presiden-Kapolri Dinilai Kemitraan Strategis, Narasi Pertentangan Ditepis
Boni Hargens juga menegaskan bahwa upaya mem-framing seolah ada pertentangan antara Presiden dan Kapolri adalah narasi yang menyesatkan. Ia menjelaskan bahwa Kapolri Sigit sendiri telah menegaskan bahwa Tim Transformasi Polri bukan tandingan Komite Reformasi Polri yang akan dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kapolri Sigit sebelumnya menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dengan semua pihak. “Beberapa hari ke depan kami akan mengundang koalisi masyarakat sipil untuk ikut berbicara dan memberi masukan, sehingga menjadi satu rangkuman besar,” ujar Sigit di Mabes Polri, Jumat (26/9/2025).
Boni meyakini bahwa hubungan antara Presiden dan Kapolri adalah kemitraan strategis. Ia menegaskan bahwa pihak-pihak yang terus “menggoreng isu” pertentangan sesungguhnya sedang berupaya mengadu domba dan merusak kepercayaan publik.
“Suara gaduh tidak boleh menutupi fakta, capaian Presisi Polri nyata, terukur, dan telah dirasakan rakyat,” tutup Boni, menegaskan pentingnya stabilitas nasional.