Program Makan Bergizi Gratis Jadi Malapetaka, Penegakan Hukum Dipertanyakan

Abadikini.com, JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai wujud kepedulian negara terhadap kesehatan rakyat justru menorehkan catatan kelam. Hingga akhir September, lebih dari tujuh ribu orang dilaporkan menjadi korban keracunan massal. Alih-alih menenangkan publik, fakta ini justru melahirkan gelombang kecurigaan: siapa yang harus bertanggung jawab?
Salah satu suara keras datang dari mantan anggota Ombudsman RI, Alvin Lie. Ia menilai ada yang ganjil dalam penanganan kasus ini, khususnya dari aparat kepolisian. Menurutnya, Polri terlihat pasif menghadapi tragedi ribuan korban MBG.
“Sudah ribuan yang jatuh sakit, tapi Polri tidak juga menyentuh penyelenggara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” tulis Alvin di akun X miliknya, Minggu (28/9/2025).
Alvin lantas mengingatkan, dalam kasus keracunan pesta atau hajatan kecil, polisi kerap bergerak cepat. Pemilik acara dan katering biasanya langsung diperiksa. Perbandingan inilah yang ia anggap janggal.
“Kalau hajatan ada yang keracunan, polisi gercep periksa penyelenggara. Tapi ribuan keracunan dari MBG, kok seakan tak ada yang salah?” sindirnya.
Kritik Alvin seakan menjadi cermin keresahan publik yang kian dalam. Program yang seharusnya menjadi simbol kehadiran negara justru berubah jadi sumber bahaya. Sementara itu, sikap aparat penegak hukum terkesan lamban dalam bertindak.