Bendera Suriah Kembali Berkibar di Washington: Tanda Berakhirnya Era Assad

Abadikini.com, WASHINGTON – Untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, bendera Suriah kembali berkibar di Kedutaan Besar Suriah di Washington, Jumat (19/9). Upacara ini menjadi penanda berakhirnya isolasi diplomatik panjang sekaligus babak baru hubungan Damaskus–Washington, sembilan bulan setelah runtuhnya rezim Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, memimpin pengibaran bendera yang disaksikan komunitas Suriah-Amerika. “Ini adalah momen bersejarah yang mencerminkan perjuangan rakyat Suriah selama 14 tahun perang saudara,” ujar Shaibani kepada Anadolu usai prosesi.
Ratusan warga keturunan Suriah hadir, banyak di antaranya menyebut hari itu sebagai titik balik yang tak pernah mereka bayangkan. Raghad Bushnaq (55), warga Damaskus yang sejak 1989 menetap di AS, mengenang masa lalu ketika keberadaan mereka di sekitar kedutaan diawasi ketat. “Dulu kami menutupi wajah karena takut dilaporkan ke Assad. Kini kami bisa hadir dengan bahagia. Anda bisa mencium aroma kebebasan di Suriah,” katanya penuh haru.
Suasana emosional juga dirasakan Ameer Alsamman, pendiri podcast Syria Speaks. Ia menilai momentum ini membuka jalan rekonsiliasi. “Hari ini adalah awal baru. Semoga Damaskus dan Washington bisa membangun hubungan yang jauh lebih baik. Saya optimistis arah yang ditempuh benar,” ujarnya.
Isu sanksi ekonomi terhadap Suriah pun kembali mencuat. Banyak pihak, termasuk Alsamman, berharap pembatasan permanen dari AS segera dicabut. “Saya tahu ada anggota Kongres yang mendorong hal itu. Presiden Donald Trump juga pernah menyampaikan keinginannya,” tambahnya.
Selain menghadiri seremoni, Shaibani menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat senior AS, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Christopher Landau dan Utusan Khusus Tom Barrack. Diskusi meliputi masa depan Suriah, hubungan Suriah–Israel, serta implementasi perjanjian 10 Maret antara Damaskus dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Perjanjian tersebut mengatur integrasi SDF ke dalam institusi negara sekaligus menegaskan komitmen atas keutuhan wilayah Suriah.
Kunjungan Shaibani sendiri merupakan lawatan pertama seorang menlu Suriah ke Amerika Serikat dalam lebih dari 25 tahun. Momentum ini menjadi rangkaian diplomasi pascarezim Assad yang tumbang akhir 2024 setelah Assad melarikan diri ke Rusia, mengakhiri hampir setengah abad dominasi Partai Baath.
Kini, Suriah berada di bawah pemerintahan transisi Presiden Ahmad al-Sharaa yang resmi terbentuk Januari lalu. Dalam waktu dekat, al-Sharaa dijadwalkan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York—kunjungan perdana seorang presiden Suriah ke AS dalam 58 tahun terakhir.