Sejarah Baru: Paru-Paru Babi Berhasil Hidup di Tubuh Manusia

Abadikini.com, BEIJING – Peneliti di China berhasil melakukan transplantasi paru-paru babi ke tubuh manusia, sebuah capaian yang menandai sejarah baru dalam dunia kedokteran. Untuk pertama kalinya, organ hewan berhasil dipertahankan di tubuh manusia dalam bentuk xenotransplantasi paru-paru salah satu organ paling kompleks untuk diganti.
Penerima organ adalah pria berusia 39 tahun yang dinyatakan mati otak. Paru-paru yang ditanamkan telah mengalami enam modifikasi genetik untuk meningkatkan kecocokan dengan tubuh manusia. Hasilnya mengejutkan: organ tersebut tetap berfungsi normal selama sembilan hari tanpa penolakan hiperakut maupun infeksi serius.
Menurut laporan Nature Selasa (26/8), operasi ini menjadi langkah penting menuju uji klinis xenotransplantasi.
“Pencapaian ini menandai tonggak sejarah dalam bidang kedokteran translasional,” ujar Beatriz Dominguez-Gil, Direktur Organisasi Transplantasi Nasional.
He Jianxing, penulis koresponden studi, menekankan bahwa xenotransplantasi bisa menjadi solusi menjanjikan di tengah meningkatnya kebutuhan global akan donor organ.
“Dengan permintaan yang terus bertambah, pendekatan ini membuka peluang besar bagi masa depan transplantasi,” katanya kepada Xinhua.
Sejauh ini, sedikitnya enam pasien di China dan Amerika Serikat telah menerima organ babi yang telah disunting genetiknya, mulai dari jantung, ginjal, hati, hingga timus. Namun, paru-paru dinilai jauh lebih rumit karena harus menjaga keseimbangan fisiologis yang sangat sensitif: menerima aliran darah tinggi sekaligus terpapar udara luar secara terus-menerus.
Muhammad Mohiuddin, ahli bedah dari Universitas Maryland yang pada 2022 memimpin transplantasi jantung babi pertama ke manusia hidup, turut memberikan apresiasi.
“Paru-paru adalah organ paling sulit ditransplantasikan. Upaya ini merupakan langkah awal yang luar biasa,” ujarnya dikutip Nature.
Terobosan ini membuka babak baru dalam dunia medis, meski masih memerlukan penelitian lanjutan sebelum benar-benar diterapkan pada pasien hidup.