Ciptakan Dinasti, Jokowi Siapkan Gibran Untuk 2029

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, kembali memainkan gestur politik yang sarat pesan simbolik. Arah sinyalnya jelas kekuasaan belum berakhir. Dinasti politik yang dirintisnya belum selesai, bahkan tengah dimatangkan.
“Jokowi ingin menunjukkan bahwa Gibran bukan hanya calon masa depan, tapi penerus sah kekuasaan yang sedang ia bangun,” ujar peneliti media dan politik Buni Yani, lewat unggahan di akun Facebook pribadinya, Senin (28/7/2025).
Bagi Buni, ini bukan sekadar manuver simbolik. Jokowi sedang mengunci kesetiaan barisan loyalisnya. Pesannya gamblang: jangan ragu, jangan berpaling. Semua terkendali. Tak ada ruang untuk keraguan dalam proyek besar bernama politik dinasti.
“Pendukung fanatik harus tetap on the track. Agenda ini harus jalan terus,” katanya.
Namun, manuver itu bukan hanya ditujukan ke dalam. Kepada para lawan politik dan aktivis yang masih mempermasalahkan isu ijazah atau dugaan pelanggaran konstitusi, Jokowi seolah memberi pesan keras: lawan pasti kalah. Bahkan, menurut Buni, Jokowi ingin menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto kini sepenuhnya ada di pihaknya.
“Prabowo masih di bawah kendali saya,” kira-kira begitu nada pesannya, kata Buni. “Kalian semua akan bernasib sama seperti Bambang Tri atau Gus Nur—berakhir di penjara.”
Buni tak ragu menyebut Gibran sebagai hasil dari skenario politik “haram” dan “penuh kecurangan”. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang memberi celah bagi Gibran maju sebagai cawapres dianggap sebagai produk rekayasa kekuasaan. Sementara itu, sang adik, Kaesang Pangarep, tengah dipoles di kancah politik melalui partai berlambang gajah dipersiapkan untuk misi penyelamatan, bukan hanya dinasti, tapi juga diri Jokowi sendiri.
“Semua ini untuk memastikan dinasti politik Jokowi berumur panjang, sekaligus mengamankan dirinya dari serangan hukum dan politik yang kian mengancam,” ujar Buni Yani.
Peringatan pun dilontarkan kepada Presiden Prabowo. Bila terus membiarkan Jokowi bermanuver, dampaknya tak hanya akan menghantam stabilitas kekuasaannya, tapi juga merugikan bangsa secara keseluruhan.
“Semakin Prabowo diam, semakin ia memberi karpet merah bagi Jokowi untuk mengokohkan dinastinya,” ujar Buni.