Tarif Dagang Trump Menggila, Indonesia Harus Mandiri Sekarang!
Oleh: Muhammad Nauval

Abadikini.com, JAKARTA – Donald Trump, mantan raja properti yang kini jadi Presiden Amerika Serikat (AS) kembali memainkan jurus andalannya perang dagang global. Negara-negara di dunia, termasuk sekutu dekatnya, digertak dengan tarif tinggi demi menyelamatkan ekonomi AS yang mulai keok di tengah persaingan global. Bagi Trump, dunia ini cuma pasar. Kalau mau untung, ya orang lain harus rugi.
Sayangnya, mental seperti ini masih sering membuat negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, ciut. Padahal, kita ini negara besar. Kaya sumber daya alam, punya pasar domestik luas, dan posisi geopolitik strategis. Tapi entah kenapa, setiap ada ancaman dari luar, kita langsung cari pintu belakang buat kabur.
Kini, rakyat menaruh harapan besar pada Presiden Prabowo. Sosok yang dikenal vokal soal kemandirian, nasionalisme, dan bela negara. Tapi tantangannya tak main-main. Di tengah tekanan global dan dominasi ekonomi adidaya seperti AS, apakah Prabowo bisa berdiri tegak?
Kita tidak bicara soal melawan, tapi soal tidak tunduk. Belajarlah dari Iran. Negara itu diembargo total oleh Amerika dan sekutunya. Akses perbankan ditutup, ekspor minyak diblokir, teknologi dicekik. Tapi apakah mereka menyerah? Tidak. Mereka justru membangun ketahanan ekonomi nasional, memproduksi sendiri, dan tetap eksis di kancah global.
Iran bukan tanpa masalah, tapi setidaknya mereka berani memilih untuk mandiri.
Indonesia seharusnya bisa lebih dari itu. Kita punya semua modal dasar. Yang dibutuhkan sekarang hanyalah keberanian politik untuk keluar dari ketergantungan. Kita tidak harus menutup diri dari kerja sama internasional, tapi kerja sama itu harus adil dan saling menghormati bukan hubungan antara raksasa dan semut.
Indonesia terlalu lama bangga jadi pasar. Bangga bisa impor murah, tanpa peduli petani sendiri merugi. Bangga diserbu produk asing, sementara industri dalam negeri megap-megap. Padahal, jika mau menyongsong Indonesia Emas 2045, kita harus mulai dari sekarang membangun dari desa, memperkuat industri, dan mengandalkan kekuatan bangsa sendiri.
Ini momen penting bagi Presiden Prabowo. Apakah akan tunduk pada tekanan global, atau menjadi pemimpin yang benar-benar berdiri di atas kaki sendiri?
Trump mungkin jago menggertak. Tapi Indonesia tak boleh terus jadi bangsa yang gampang digertak.
Jika Iran bisa bertahan di bawah embargo total, masa Indonesia dengan segala kekayaannya ciut hanya karena ancaman tarif?
Bangsa besar bukan yang takut pada tekanan, tapi yang berani memilih jalannya sendiri.