Rudal Iran Tembus Pangkalan Militer AS di Qatar, Pentagon Akui Kebobolan

Abadikini.com, WASHINGTON – Pentagon mengonfirmasi bahwa satu rudal balistik yang ditembakkan Iran pada 23 Juni lalu menghantam Pangkalan Udara Al Udeid, fasilitas militer utama Amerika Serikat di Qatar. Insiden ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan antara Teheran dan Washington.
“Rudal balistik Iran menghantam Pangkalan Udara Al Udeid, sementara sejumlah lainnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara gabungan AS dan Qatar,” ungkap Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, dalam pernyataan kepada kantor berita Anadolu, Jumat (11/7).
Serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan minimal pada fasilitas dan peralatan militer, tanpa menimbulkan korban jiwa. “Pangkalan tetap beroperasi penuh dan menjalankan misinya bersama mitra kami di Qatar untuk menjaga stabilitas regional,” tambah Parnell.
Serangan Iran terjadi dua hari setelah militer AS menghantam tiga lokasi nuklir strategis milik Teheran pada 21 Juni, yang memicu ketegangan baru di kawasan Teluk. Sebagai respons, Iran meluncurkan serangkaian rudal balistik ke arah pangkalan-pangkalan AS, termasuk Al Udeid, yang menjadi pusat komando regional AS.
Komando Pusat AS (CENTCOM) menyebut serangan itu sebagai salah satu konfrontasi militer paling intens dalam beberapa tahun terakhir. Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Dan Caine, menyebut upaya pertahanan terhadap serangan Iran sebagai “intersepsi terbesar dalam sejarah sistem Patriot militer AS.”
“Ini adalah keterlibatan tunggal terbesar sistem Patriot kami dalam sejarah. Banyak logam beterbangan di udara,” ujar Caine pada jumpa pers 26 Juni lalu, merujuk pada jumlah rudal yang berhasil dicegat.
Militer AS bekerja sama erat dengan operator sistem pertahanan udara Qatar untuk menggagalkan serangan. Meski tidak membeberkan jumlah pasti rudal yang diluncurkan, pejabat militer menyatakan bahwa tanggapan cepat tersebut menunjukkan kesiapsiagaan militer gabungan dalam menghadapi ancaman balistik langsung.
Eskalasi ini menambah panas hubungan antara Iran dan AS, sekaligus mempertegas betapa rentannya stabilitas kawasan Timur Tengah terhadap dinamika konflik antara dua kekuatan besar tersebut.