Panglima TNI: Negara Lemah Pangan Mudah Diintervensi Asing
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat memimpin Panen Raya Padi di lahan ketahanan pangan Kodam I/Bukit Barisan, Desa Sidoarjo Ramunia, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (10/7/2025). Foto: Puspen TNI

Abadikini.com, DELI SERDANG -Komitmen TNI dalam memperkuat ketahanan nasional tak hanya diwujudkan lewat kekuatan militer, tetapi juga melalui aksi nyata di sektor-sektor strategis seperti ketahanan pangan. Hal ini ditunjukkan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat memimpin Panen Raya Padi di lahan ketahanan pangan Kodam I/Bukit Barisan, Desa Sidoarjo Ramunia, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (10/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan TNI terhadap agenda nasional, khususnya Asta Cita kedua Presiden RI—mewujudkan swasembada pangan demi kemandirian bangsa. Dalam sambutannya, Jenderal Agus menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah elemen vital dalam sistem pertahanan negara.
“Ketahanan pangan adalah bagian integral dari perlindungan negara. Negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya akan mudah ditekan dan diintervensi oleh kekuatan asing,” tegas Panglima TNI.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan momentum panen raya ini sebagai pemicu semangat kolektif dalam memperkuat sektor pangan nasional.
“Panen raya ini jangan hanya jadi seremoni. Harus jadi titik tolak kolaborasi nyata, gotong royong, dan inovasi dalam membangun kemandirian pangan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI turut menyerahkan bantuan secara simbolis kepada kelompok tani berupa paket sembako, benih, pupuk, dan alat mesin pertanian (alsintan). Ia juga melepas armada bantuan beras untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Sumut, serta berdialog virtual dengan SPPG dari berbagai daerah guna memastikan program berjalan efektif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Melalui semangat “TNI yang PRIMA” (Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif), TNI aktif mendorong kedaulatan pangan lewat program nyata—mulai dari optimalisasi lahan tidur milik TNI, pendampingan petani oleh Babinsa, pembangunan infrastruktur pertanian, hingga sinergi lintas sektor dalam penerapan teknologi pertanian modern.
TNI hadir bukan semata sebagai garda pertahanan, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang berpihak pada rakyat, turut membangun Indonesia yang mandiri, tangguh, dan berdaulat di bidang pangan.