Trump Naikkan Tarif Brasil Jadi 50 Persen, Balas Ucapan Lula soal “Kaisar”

Abadikini.com, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menjatuhkan tarif baru sebesar 50 persen atas seluruh produk impor dari Brasil. Kebijakan keras ini diumumkan Rabu (9/7/2025) malam, sebagai respons atas pernyataan pedas Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva yang menyebut dunia tak butuh “seorang kaisar”.
Tarif ini menggantikan bea masuk 10 persen yang diberlakukan pada April lalu dan mulai efektif pada 1 Agustus 2025.
“Langkah ini adalah jawaban terhadap serangan tidak langsung Brasil terhadap Pemilu Bebas dan nilai-nilai fundamental seperti Kebebasan Berbicara,” tegas Trump dalam pernyataan resmi dari Gedung Putih yang dikutip Reuters. Ia juga menyinggung perlakuan tak adil terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro yang kini menghadapi proses hukum atas dugaan upaya kudeta.
Trump tak berhenti di situ. Ia langsung memerintahkan Perwakilan Dagang AS, James Greer, untuk menyelidiki dugaan praktik dagang curang Brasil, terutama di sektor digital yang dituding menghambat perusahaan-perusahaan teknologi asal AS.
Ketegangan memuncak hanya dua hari setelah Lula mengecam keras manuver tarif Trump terhadap negara-negara BRICS. “Dunia sudah berubah. Kita tak butuh seorang kaisar. Kalau AS mengenakan tarif, negara lain juga bisa,” kata Lula dalam konferensi pers, menyiratkan kemarahan terhadap dominasi dagang Washington.
Ketegangan diplomatik meningkat tajam. Pemerintah Brasil memanggil Kuasa Usaha Kedubes AS, Gabriel Escobar, setelah Trump secara terbuka membela Bolsonaro via media sosial, menyebutnya sebagai korban “perburuan penyihir”—frasa yang kerap ia pakai untuk menggambarkan kasus-kasus hukum terhadap dirinya.
“Penganiayaan terhadap Bolsonaro dan keluarganya adalah aib demokrasi Brasil,” sebut pernyataan Kedubes AS di Brasilia dalam bahasa Portugis, yang memperkeruh suasana.
Langkah tarif ini memperpanjang daftar perang dagang Trump terhadap negara-negara berkembang. Sebelumnya, kebijakan serupa telah dijatuhkan kepada Filipina, Sri Lanka, Aljazair, Irak, Libya, Brunei, dan Moldova.
Brasil yang menjadikan AS sebagai mitra dagang terbesar kedua setelah Tiongkok, kini menghadapi tekanan ekonomi baru. Nilai tukar real Brasil langsung anjlok lebih dari 2 persen terhadap dolar AS usai pengumuman ini.
Tarif bukan lagi sekadar alat ekonomi di tangan Trump. Ia kini menggunakannya sebagai senjata politik global, dan Brasil adalah target terbarunya.